ICW : Korupsi Pendidikan di Jakarta Rp 277 Miliar  

Reporter

Jumat, 27 Maret 2015 06:05 WIB

Suasana gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 yang terbengkalai proses rehabilitasi gedungnya di Kawasan Gambir, Jakarta Pusat, (21/04). Dinas Pendidikan menyatakan, terdapatnya 18 sekolah yang terbengkalai rehabilitasi gedungnya di DKI Jakarta. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO , Jakarta- Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa di Dinas Pendidikan Jakarta ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Antara lain pengadaan UPS (uninterruptible power supply), printer 3D, scanner, dan 6 judul buku untuk sejumlah sekolah yang dibiayai APBD tahun 2014. "Anggarannya di mark up. Kebanyakan barangnya tidak bisa digunakan," ujar pengurus Badan Pekerja ICW Firdaus Ilyas di Jakarta, Kamis, 26 Maret 2015.

Lembaga ini memperkirakan nilai kerugian negara mencapai Rp 277,9 miliar. Rinciannya, kerugian pengadaan UPS Rp 186,4 miliar, pengadaan printer dan scanner Rp 89,4 miliar, serta pengadaan 6 judul buku Rp 2,1 miliar.

ICW juga melaporkan dugaan penilapan duit negara dalam paket kegiatan Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta dari APBD Perubahan 2014. Firdaus mengatakan potensi penyimpangannya mencapai Rp 1,2 triliun. Anggaran tersebut merupakan bagian dari Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI yang membidangi bagian pendidikan.

Menurut Firdaus, ada persekongkolan antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), distributor, peserta dan pemenang lelang. Kongkalikong ini terkait penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS), penawaran harga, dan penetapan pemenang lelang. Modusnya, dalam penetapan lelang, PPK menggunakan harga distributor yang justru menjadi pemasok dan pemenang lelang.

ICW menduga nilai HPS telah di-mark up setinggi mungkin sehingga menguntungkan distributor dan pemenang lelang. Misalnya, PPK hanya menggunakan satu distributor yakni PT Fotec Solusi untuk menetapkan HPS. Mereka menetapkan Rp 149 ribu per buku. Padahal, harga wajar di percetakan hanya Rp 45 ribu per buku.

Firdaus mengatakan pemilik sekaligus Direktur PT Fotec Solusi Nasrun Najib memiliki keterkaitan dengan PPK, Alex Usman (ketika itu menjadi Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat. Mereka diduga sama-sama pengurus Palang Merah Indonesia di Jakarta Barat. Nasrun diduga juga menjadi pengurus Komite Olahraga DKI Jakarta.

Tak hanya menetapkan HPS, kata Firdaus, PT Fotec Solusi ini juga menjadi pendukung sekaligus pemasok bagi perusahaan peserta lelang enam buku. Dia pun mensinyalir peserta lelang dan pemenang telah mengetahui informasi harga yang harus diajukan.

Firdaus juga membuka persekongkolan pada pemilihan pemenang lelang. Menurut dia, peserta lelang yang telah lulus kualifikasi tidak hadir dalam evaluasi harga. Tujuannya, untuk memenangkan peserta yang menjadi pemenang lelang.

Febri tahu kasus pengadaan UPS ini sudah diusut kepolisian. Namun, dia berharap kepolisian bisa koordinasi supervisi dengan KPK. "Kami peduli ke penegakan hukumnya agar komprehensif dan transparan," kata Febri. Dia meminta siapapun oknum yang terlibat harus dibongkar.

Wakil Ketua KPK sementara Johan Budi mengatakan pihaknya akan memproses laporan ICW. "Setiap laporan akan diproses melalui telaah laporan," ujarnya. Dia juga belum ada rencana untuk mensupervisi kasus ini dengan kepolisian.

LINDA TRIANITA

Berita terkait

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

12 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

22 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

25 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

26 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

30 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

30 hari lalu

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.

Baca Selengkapnya

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

31 hari lalu

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

32 hari lalu

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

32 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

37 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya