Kenapa Ojek Kesal dengan Go-Jek: Ini Urusan Perut  

Reporter

Sabtu, 13 Juni 2015 06:59 WIB

Ilustrasi Gojek/ GO-JEK. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Bahwani, 52 tahun, menolak imbauan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama agar tukang ojek bergabung dengan Go-Jek. "Enggak ada gabung-gabungan," tuturnya, Jumat, 12 Juni 2015.

Sebab, kata Bahwani, ada sistem bagi hasil yang diterapkan oleh Go-Je. Dia menambahkan, lebih senang menjadi tukang ojek tanpa harus bergabung dengan Go-Jek lantaran jarak rumahnya dekat dengan pangkalan ojek.

Bahwani mengatakan tak masalah jika Go-Je menyediakan jasa antar-jemput dokumen, tapi jangan ambil penumpang dari tempatnya mangkal, Wisma Mulia. "Masalah seperti ini bisa jadi ribut karena ini urusan perut," ucapnya.

Seorang tukang ojek yang enggan disebutkan namanya mengatakan, untuk memberikan efek jera kepada pengemudi Go-Jek yang menjemput penumpang di Wisma Mulia, dia dan teman-temannya sengaja menghilangkan helm pengemudi Go-Jek. "Sudah delapan yang kami 'sikat'," katanya. Tukang ojek ini menuding pengemudi Go-Jek sering memarkir sepeda motornya sembarangan sehingga menyulitkan tukang ojek di sana.

General Manager of Corporate Relation Go-Jek, Samdiah, mengatakan kehadiran Go-Jek bukan untuk bersaing dengan pengendara ojek pangkalan. "Kami hadir untuk membantu ojek pangkalan berkembang," ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat, 12 Juni 2015.

Cerita kekerasan yang dialami pengemudi Go-Jek merebak di media sosial, seperti Twitter dan Path. Pengguna layanan Go-Jek bercerita bahwa sopir Go-Jek yang ia pesan mendapat ancaman ketika hendak menjemputnya.

Salah satunya adalah pelanggan Go-Jek bernama Boris Anggoro yang menuturkan pengalamannya di Path. "Abangnya nelpon katanya dia disamperin lima abang ojek yang mangkal deket kantor mau dipukulin," tutur Boris di Path.

Tak lama, pengemudi Go-Jek yang sejatinya hendak menjemput Boris kembali menelepon. Sopir itu meminta Boris membatalkan pesanan karena dia dikejar tukang ojek lain hingga lampu merah. Bahkan sopir Go-Jek ini harus bersembunyi di antara pedagang kaki lima.

Awalnya, Boris menyangka si sopir Go-Jek berbohong. Ia pun kembali memesan layanan Go-Jek. Ternyata sopir Go-Jek itu juga mengalami hal yang sama. Bahkan tukang ojek mendorong tubuh pengemudi Go-Jek ini. Lantaran tak ingin sopir Go-Jek tersebut celaka, Boris mengalah dan memintanya pergi. Lalu ia memilih tukang ojek yang mangkal di kantornya untuk mengantar ke Kalibata City. Ia dikenakan biaya Rp 45 ribu. "Sementara rate Go-Jek hanya Rp 27 ribu," ucap Boris.

GANGSAR PARIKESIT | NIEKE INDRIETTA

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

3 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

3 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

6 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

7 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

9 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

12 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

25 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

41 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

41 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

55 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya