Sungai Cisadane Kering, Tangerang Minta PU Turun Tangan

Reporter

Selasa, 18 Agustus 2015 22:16 WIB

Mesin pompa penyedot air dikerahkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Sungai Cisadane, Tangerang, Banten, 12 Agustus 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Tangerang - Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah berulang kali mendesak pemerintah pusat mempercepat normalisasi Sungai Cisadane. Kondisinya mengering, padahal Sungai Cisadane menjadi bahan air baku untuk pengolahan air bersih yang didistribusikan kepada ribuan di Kota dan Kabupaten Tangerang termasuk ke Jakarta melalui PT. Palyja.

“Urusan hajat hidup orang banyak harus disegerakan, ini dikhawatirkan berdampak pada suplai air baku untuk masyarakat,” kata Arief pada Selasa, 18 Agustus 2015. Dia berharap pemerintah pusat bisa segera memperbaiki pintu air tersebut sehingga pasokan air untuk pelayanan air bersih ke masyarakat pun tak terganggu.

Senin, 17 Agustus 2015 usai memimpin upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI, Arief dan rombongan meninjau Bendungan Pintu Air 10. Kondisinya terpantau permukaan air hanya 6 meter jauh dari kondisi normal yang mencapai 12,5 meter .

Sedimentasi lumpur sangat parah. Arief pun memerintahkan pengerahan eskavator untuk mengangkut lumpur. “Kalau cuma seadanya alatnya dan normalisasi parsial hanya akan menambah masalah di di Kota Tangerang dan sekitarnya,” kata Arief.

Direktur Utama PT Aetra Air Tangerang Untung Suryadi mengatakan Sungai Cisadane saat ini dalam kondisi terburuk yang pernah ada. " Ini kondisi terburuk yang pernah ada,"kata Untung saat ditemui di Bendung Cisadane Pintu Air 10, Selasa 18 Agustus 2015

Upaya keras untuk mendapatkan air baku juga dilakukan PT Aetra Air Tangerang. Bayu Suryantomo Corporate Communication Departmen PT Aetra Air Tangerang mengatakan pihaknya bahkan sehari dua kali memantau intake Sungai Cisadane.

Hasil pemantauan pada Senin malam, 17 Agustus 2015 pukul 19.00 WIB, Instalasi Pengolahan Air PT Aetra Air Tangerang belum dapat melakukan kegiatan produksi akibat ketiadaan air baku sehingga suplai air bersih kepada pelanggan sempat terhenti.

Bayu mengatakan sebagai upaya untuk kembali mendapatkan air baku, pihaknya memasang pompa tambahan untuk mengambil air langsung dari tengah Sungai Cisadane. “Diambil dari tengah sungai karena air yang masih tersisa terkumpul pada lokasi tersebut,”kata Bayu.

Pada Selasa, 18 Agustus 2015 pagi, Instalasi Pengolahan Aetra Tangerang telah kembali melakukan kegiatan produksi dan telah kembali menyalurkan air bersih kepada pelanggan dengan kapasitas 650 liter per detik. Jika kondisi air baku tetap stabil, dibutuhkan enam hingga delapan jam hingga suplai air pada pelanggan terjauh kembali normal.

Saat ini tinggi permukaan air Sungai Cisadane mengalami kenaikan hingga air baku kembali dapat diperoleh, namun Aetra Tangerang telah memasang pompa tambahan dengan kapasitas 150 liter per detik sebagai upaya antisipasi jika sewaktu-waktu Sungai Cisadane kembali mengalami penurunan tinggi permukaan air yang signifikan.

Pompa tambahan lainnya akan segera dipasang hingga nantinya mencapai kapasitas 320 liter per detik, namun tidak menutup kemungkinan akan kembali dilakukan penambahan pompa tambahan jika dirasa diperlukan.

“Kami terus mengirimkan mobil tangki air dan menempatkan sedikitnya 20 tandon air di daerah pemukiman pelanggan untuk membantu menuhi kebutuhan air bersih sementara kondisi pelayanan belum stabil,” kata Bayu.

AYU CIPTA | JONIANSYAH



Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

36 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

42 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

46 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

48 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

59 hari lalu

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

29 Februari 2024

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

5 Januari 2024

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Pejabat Kemendagri Dilantik Sebagai Penjabat Wali Kota Tangerang, Gantikan Arief R Wismansyah

26 Desember 2023

Pejabat Kemendagri Dilantik Sebagai Penjabat Wali Kota Tangerang, Gantikan Arief R Wismansyah

Pj Gubernur Banten itu berpesan agar Nurdin melaksanakan tugas sebagai Pj Wali Kota Tangerang dengan penuh integritas, transparans dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya