Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. ANTARA/Yudhi Mahatma
TEMPO.CO, Jakarta - Gaya ceplas-ceplos Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak berubah meski yang dihadapinya adalah anak-anak. Hal itu tampak saat menghadapi berondongan pertanyaan sejumlah anak saat menghadiri perayaan Hari Anak Nasional di Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta Utara, Rabu, 26 Agustus 2015.
Seorang anak, Muhammad Fajrezi, menanyakan kepada gubernur yang lebih dikenal dengan nama Ahok itu masalah mekanisme Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang berubah tahun ini. Uang yang semula bisa didapat secara tunai, sekarang tak dapat diambil sembarangan.
Menurut Ahok, perubahan mekanisme KJP guna menghindari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan uang itu untuk kepentingan pribadi. Ahok ingin memastikan uang KJP tak salah peruntukannya. "Kalau saya kasih tunai, itu bisa dipakai bapak kamu nikah lagi," katanya di hadapan sekitar 1.500 anak-anak yang datang dari seluruh penjuru DKI itu.
Anak lainnya, Alam, menanyakan sikap Ahok yang dinilai kerap emosional, sehingga Ahok dianggap galak oleh anak-anak. Ahok pun menanggapinya sambil tertawa. "Tenang saja, kalau dengan anak-anak saya baik. Saya galak sama yang suka curi uang," ujarnya.
Resta menanyakan ihwal ketersediaan panti khusus anak penderita HIV/AIDS. Ahok mengakui panti semacam itu belum ada. Tapi, dia berjanji akan membangun panti terpadu, yang di dalamnya terdapat panti khusus anak penderita HIV/AIDS. Menurut Ahok, sudah tersedia lahan 100 hektare di Ciangir. "Di sana akan dibangun panti wreda. Mungkin panti khusus untuk anak HIV/AIDS juga ada," ucapnya.
Adapun Mulawarman menanyakan cara Ahok agar Jakarta sebagai ibu kota negara tidak lagi macet lalu lintasnya. Ahok menjawabnya dengan mengajak anak-anak agar tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi, tapi transportasi umum. “Tahun depan semua bus sudah terintegrasi. Kereta layang ringan dan MRT juga akan siap 2018."
