Dari kiri: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Adhyaksa Dault, Sandiaga S. Uno. TEMPO/Frannoto-Panca Syurkani-Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Popularitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus meroket. Survei membuktikan, jika pemilihan Gubernur DKI Jakarta dilaksanakan sekarang, maka 23,5 persen responden bakal memilih pria asal Belitung itu untuk menjabat kembali.
"Kami menanyakan secara spontan, tak ada nama yang kami ajukan. Mayoritas mengucapkan nama Ahok," kata Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting Djayadi Hanan, saat memaparkan hasil survei berjudul “Ahok dan Para Penantangnya untuk DKI 1" di Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2015.
SMRC menggelar survei tersebut pada Agustus 2015 dengan total responden sebanyak 631 orang. Metode penarikan sampel adalah multistage random sampling atau sampel acak berjenjang dengan margin of error atau tingkat kesalahan berkisar kurang-lebih 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Selain nama Ahok, warga DKI Jakarta juga menyebutkan sejumlah nama dalam survei itu. Seperti Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dipilih oleh 3 persen responden, bekas Gubernur Jakarta Fauzi Bowo (2,1 persen), mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (1,4 persen), Tantowi Yahya (1,4 persen), dan Abraham Lunggana alias Haji Lulung (0,8 persen).
Namun, dari 631 responden, sebanyak 63,2 persen belum menetapkan pilihan. Masih banyak peluang bagi calon pesaing Ahok merebut hati pemilih dan membentuk karakter di depan publik. Apalagi pilkada DKI dilaksanakan pada 2017. "Karena masih lama waktunya, kita belum tahu siapa yang benar-benar maju. Persepsi publik terhadap nama calon gubernur pasti berubah terus," ucap Djayadi.
KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang
22 jam lalu
KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang
KPU Provinsi DKI Jakarta memastikan duet Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta 2024 tidak akan terwujud.