TEMPO.CO, Depok - Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Tugino menyatakan tidak pernah sekolah meminta sumbangan kepada orang tua siswa untuk membangun toilet sekolah. "Jika ada info bahwa sekolah memungut uang sumbangan untuk pembuatan WC sekolah hal tersebut merupakan isu tidak benar," kata Tugino, Ahad, 23 Oktober 2016.
Informasi yang beredar menyebutkan, sekolah memungut sumbangan Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Ia memastikan sekolah tidak melakukan hal tersebut. Ia meminta orang tua yang mendapatkan informasi itu datang ke sekolah untuk mengklarifikasinya. "Silakan orang tua yang ingin klarifikasi tentang isu itu bisa bertemu kepala sekolah."
Ia menuturkan, sekolah memang membutuhkan pembangunan tambahan untuk toilet siswa yang sekarang jumlahnya terbatas. "Saya pernah mengadakan rapat dengan komite sekolah dan mengungkapkan kekurangan toilet. Tapi, bukan sekolah yang meminta duit ke orang tua siswa untuk pembangunan toilet itu," ujarnya.
Jumlah toilet siswa di SMAN 6 hanya 15 unit. Jumlah siswa 1.200 orang. Jumlah toilet yang ada tak sebanding dengan jumlah siswa. "Idealnya ada 35 toilet," ucapnya. Keluhan kekurangan toilet sudah diajukan ke dewan. Namun, karena pembangunan SMA dialihkan ke pemerintah provinsi, sejauh ini Depok, belum bisa mengucurkan anggaran.
Menurut Tugino, keluhan yang disampaikan oleh pihak sekolah kepada komite sekolah ditanggapi dengan membuat rencana meminta bantuan ke orang tu siswa. Tapi, kata dia, dapat dipastiakn bukan sekolah yang meminta bantuan itu. "Kami tidak bisa meminta bantuan ke orang tua siswa," katanya.
Selain itu, SMA Negeri 6 berdasarkan kajian masih kekurangan biaya sekitar Rp 1 miliar untuk sejumlah pembangunan sekolah yang sampai sekarang belum selesai. Beban pembangunan tersebut juga sudah disampaikan ke komite. "Mungkin komite berinisiatif membuat dana sharing untuk pembangunan," ucapnya.