TEMPO Interaktif, Jakarta:Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen, melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Senin (13/1). Mereka antara lain berasal dari Solidaritas Mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun, Asosiasi Mahasiswa untuk Pemberdayaan Rakyat (AMPR), Front Revolusi, Forum Aksi Mahasiswa (FAM) Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara, dan Universitas Trisakti. Para pengunjuk rasa membawa berbagai atribut yang menjadi ciri khas masing-masing dan berbagai jenis spanduk serta bendera. AMPR membawa spanduk yang berisi lima tuntutan, yakni turunkan harga BBM, listrik dan telepon, adili konglomerat, stop penjualan aset bangsa, dan bubarkan kementrian BUMN, pendidikan murah untuk rakyat, serta laksanakan lima visi reformasi. Mereka juga mengibarkan bendera merah putih, memakai ikat kepala putih, dan menyanyikan lagu Sumber Bencana Ada di Istana. Sementara itu, FAM UI dengan menggunakan jaket almamater warna kuning, membawa spanduk warna merah bertuliskan turunkan harga, usut tuntas kasus KKN Mega Hamzah, para koruptor, legislatif, dan judikatif. Sedangkan Front Revolusi yang berjumlah hanya enam orang dengan menggunakan topi loreng, hanya diam saja. Kelompok terakhir yang datang berasal dari FAM Trisakti dan Tarumanegara. Mereka membawa satu unit tempat mengusung jenazah dan dua pocong-pocongan. Seluruh pengunjuk rasa menyuarakan penolakan atas kenaikan harga BBM serta menuntut Megawati dan Hamzah Haz turun dari kursinya. Saat berita ini diturunkan, AMPR dan Solidaritas Mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun mulai meninggalkan lokasi. Secara keseluruhan, aksi unjuk rasa berlangsung tertib dan lancar. Jumlah aparat keamanan sekitar 100 orang hanya berjaga-jaga tanpa dilengkapi tameng maupun tongkat. Di belakang mereka, sepanjang pagar istana diletakkan halangan kawat berduri. Kondisi lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Utara mengalir lancar. Ketika berita ini diturunkan, ribuan pengunjuk rasa dari berbagai elemen lainnya tampak mendatangi lokasi. (Faisal Assegaf-Tempo News Room)