TEMPO.CO, Jakarta - Tim Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya melakukan prarekonstruksi kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin di restoran Olivier, Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Prarekonstruksi tersebut dihadiri dua teman Mirna.
Saat prarekonstruksi berlangsung, area sekitar restoran disterilkan. Baik wartawan maupun pelanggan dilarang masuk. Terdapat garis pembatas yang menghalangi pengunjung mendekat.
Lokasi kejadian berada di area merokok restoran. Dindingnya hanya terbuat dari tirai jaring-jaring yang memungkinkan kegiatan di dalam terlihat dari luar.
Dari pengamatan Tempo, tampak seorang teman Mirna yang berbaju putih, diduga Jessica, datang lebih dulu. Ia memesan minuman kepada pelayan. Kemudian pelayan datang membawa tiga gelas minuman.
Tak lama, Hani dan Mirna yang diperankan karyawan kafe datang. Mirna menenggak minuman yang dipesan oleh Jessica. Setelah minum, Mirna mengatakan, "It's awful, it's bad." Hani mengatakan, "Minumannya ada apa-apanya kali."
Kemudian Mirna merasa kepanasan. Ia mengibas-ngibaskan kedua tangan di lehernya. Hani lalu memanggil pelayan kafe. Seorang lelaki memakai jas hitam menghampiri. Seorang pelayan mengambil gelas-gelas kopi di atas meja. Meja digeser dan pelayan berjas hitam duduk di kursi Jessica. Jessica berdiri di sampingnya.
"Apakah Anda keluarganya?" tanya pelayan kafe. Hani menjawab Mirna sudah berkeluarga. Lalu ia berinisiatif menelepon suami Mirna.
Mulut Mirna mulai berbusa. Pelayan itu kemudian mengambil tisu dan menutup mulut Mirna. Ia menyuruh pelayan lain mengambil kursi roda. Kemudian Mirna dibopong tiga pelayan ke atas kursi roda. Mereka membawa Mirna ke klinik. Dua teman Mirna juga ikut serta.
MAYA AYU PUSPITASARI