55 Tahun Berpisah, Nenek 80 Tahun Ditemui Anaknya di Panti Sosial

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Ali Anwar

Sabtu, 4 November 2017 06:14 WIB

Marsiyatim, 80 tahun, bertemu dengan anaknya, Sukarman, setelah 55 tahun berpisah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3, Margaguna, Jakarta Selatan, Selasa, 3 November 2017. Foto oleh Dokumentasi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3

TEMPO.CO, Jakarta -Tangis haru pecah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3, Margaguna, Jakarta Selatan, Kamis, 2 November 2017. Seorang nenek berusia 80 tahun, Marsiyatim, yang sedang tertidur di bangsal terkejut.

Bagai mimpi di siang bolong, di hadapannya berdiri seorang lelaki berusia hampir 60 tahun. Lelaki yang memperkenalkan dirinya sebagai Sukarman, itu memanggilnya "ibu."

Sukarman yang pada 55 tahun lalu masih anak-anak, kini telah berubah menjadi seorang bapak. Setelah yakin mereka punya hubungan darah, ibu dan anak itu berpelukan amat erat.

"Anak Marsiyatim, Sukarman, datang bersama Pak RW juga ditemani anggota organisasi MUI datang ke Jakarta," kata Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3, Marjito, Jumat, 3 November 2017.

Kepada Tempo, Marsiyatim mengisahkan, perpisahan dirinya dengan anak-anaknya bermula saat dia ditinggalkan oleh suaminya di Surabaya, Jawa Timur, pada 1963.

Advertising
Advertising

Marsiyatim harus menghidupi empat anaknya yang masih anak-anak dan balita. "Waktu itu tahun 1963. Saya ditinggalin suami" ujar Marsiyatim. Mereka tinggal di rumah kontrakan di di Ambengan Batu, Gang 1 Nomor 33, Surabaya.

Karena alasan kebutuhan ekonomi yang mendesak, Marsiyatim memutuskan pergi ke pusat kota Surabaya untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Anak-anaknya dititip kepada pamannya.

Setelah dua tahun bekerja, Marsiyatim tidak pernah menemui anak-anaknya. Saat rindu mendera, Marsiyatim hendak menemui-anak-anaknya. Namun, sesampainya di Ambengan batu, anak-anaknya tidak ada. Rumah kontrakan telah diisi orang lain.

"Saya tanya sama tetangga, anak saya ke mana? Enggak ada yang tahu. Paman juga saya tanya, nggak tahu anak saya di mana," ujar Marsiyatim.

Marsiyatim kemudian memutuskan untuk tinggal sementara dengan pamannya dan mencari anak-anaknya. Karena tidak kunjung bertemu, Marsiyatim berusaha untuk mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di tempat lain.

Namun, Marsiyatim malah mendapat pekerjaan sebagai kuli di sebuah proyek pembangunan. Pekerjaannya memindahkan besi dari satu tempat ke tempat lainnya.

Saat bekerja sebagai kuli, Marsiyatim mengalami kecelakaan kerja. Kaki kirinya tertimpa besi yang ia bawa. "Kaki kiri saya kena. Terus saya dibawa ke rumah sakit," ujar Marsiyatim.

Setelah dirawat di rumah sakit, Marsiyatim tidak diantar pulang. Ia malah dibawa ke salah satu yayasan di daerah Surabaya. Dirinya kemudian berpindah-pindah yayasan hingga ke Jakarta, tepatnya di sekitar daerah Petojo, Gambir, Jakarta Pusat.

Lama tinggal di yayasan, Marsiyatim meminta kepada pihak yayasan agar diberi izin kembali bekerja dan tinggal bersama temannya di daerah Manggarai, Bukit Duri, Jakarta Selatan. Pihak yayasan pun mengizinkan. Marsiyatim mendapat pekerjaan lagi sebagai pembantu rumah tangga.

Rutinitasnya mencuci dan menyetrika di empat rumah dalam sehari secara bergantian. Marsiyatim mendapat upah Rp. 35 ribu per bulan untuk setiap rumahnya.

Karena melihat kondisinya yang sudah tua, beberapa tokoh masyarakat, seperti RT dan RW menyarankan Marsiyatim untuk kembali dirawat di panti sosial. Marsiyatim menuruti saran itu dan tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Margaguna sejak 29 Oktober 2015.

Di panti sosial, kembali tertimpa musibah. Marsiyatim terjatuh dan kaki bagian kirinya masuk ke dalam selokan. Kecelakaan itu membuat Marsiyatim tidak dapat beraktivitas seperti biasanya. Pihak panti sosial beberapa kali berusaha menangani kondisi kesehatannya

"Saat itu kami rujuk ke Rumah Sakit Tarakan. Ia dirawat beberapa hari di sana," kata Marjito. Di rumah sakit tersebut, jalan Marsiyatim bertemu dengan anaknya terbuka. Marsiyatim kerap berbincang dengan pasien lain di rumah sakit tersebut.

Salah satu pasien memiliki saudara di Surabaya. Pasien tersebut kemudian mencoba menghubungi saudaranya yang tinggal di Surabaya untuk membantu mencarikan keberadaan anak Marsiyatim.

Pasien itu kemudian berhasil menemukan alamat anak-anak Marsiyatim di Surabaya dan memberi informasi kepada mereka tentang keberadaan ibunya. Pada Kamis lalu, akhirnya salah satu anak Marsiyatim, Sukarman, datang menjenguk ibunya. Rindu tercurahkan, Marsiyatun pun diboyong ke Surabaya.

M. YUSUF MANURUNG

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

5 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

8 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

8 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

15 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

1 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

4 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

10 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

10 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

10 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

11 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya