Sejumlah pedagang merapikan barang dagangan di Lokasi penampungan PKL Kota Tua Taman Kota Intan Jalan Cengkeh. Jakarta, 13 Oktober 2017. Lahan ini dilengkapi fasilitas parkir 400 kendaraan roda dua,150 roda empat dan 12 bus. Tempo/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) dari kawasan Kota Tua datang ke Balai Kota untuk bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Senin, 20 November 2017. Mereka mengeluhkan aturan yang diterapkan pengelola kawasan kepada pedagang.
"Pengunjung jam 10 malam bubar, kami pedagang baru boleh masuk. Kami mau makan apa, kayak dicekik, mau dibunuh pelan-pelan," kata Sugiarto, salah satu pedagang, saat bertemu dengan Sandiaga.
Sugiarto meminta Sandiaga menaruh perhatian kepada PKL di Jalan Lada, Jalan Kunir, Jalan Bank, Jalan Asemka, dan Jembatan Batu. Paling tidak, mereka bisa diizinkan mulai buka lapak pukul 17.00 hingga 01.00 dinihari. Sedangkan pada akhir pekan, mereka meminta diizinkan berjualan seharian penuh karena pengunjung Kota Tua banyak.
Irma Yuningsih, PKL lain di Kota Tua, berharap bisa ikut dalam pesta rakyat yang rutin digelar di lahan milik Jiwasraya. Kegiatan itu hanya melibatkan badan usaha, seperti CV, PT, dan franchise. "Kami juga ingin jadi pelaku usaha di situ. Jangan hanya CV dan PT," ujarnya.
Setelah menemui pedagang, Sandiaga Uno berjanji akan mengatur pertemuan dengan konsorsium Kota Tua dan Jiwasraya. Namun ia membatasi hanya 400 pedagang yang bisa ikut serta dalam pesta rakyat. Selain itu, ia meminta PKL mau diatur. "Nanti diatur pertemuannya. Tapi berantakan enggak? Semrawut? Saya waktu ke sana semrawut banget," ucapnya.