Imunisasi Difteri di SMA 33, Siswa Histeris hingga Nyaris Pingsan

Reporter

Alfan Hilmi

Editor

Ali Anwar

Senin, 11 Desember 2017 13:49 WIB

Ekspresi seorang siswa saat imunisasi penyakit difteri yang di lakukan oleh dinas kesehatan DKI Jakarta di SMAN 33, Cengkareng, Jakarta, 11 Desember 2017. Selain sosialisasi di sekolah, petugas dari Suku Dinas Kesehatan di seluruh DKI Jakarta akan turun langsung ke rusun hingga permukiman warga. Tempo/Ilham Fikri

TEMPO.CO, Jakarta - Teriakan hiteris para siswa bersahut-sahutan di Auditorium SMA Negeri 33, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin pagi, 11 Desember 2017. Di ruangan tersebut sedang berlangsung imunisasi vaksin anti penyakit difteri yang dilakukan Puskesmas Cengkareng.

Sebanyak 750 siswa yang akan disuntik vaksin antre hingga ke luar auditorium. Saking lamanya mengantre, beberapa siswa yang biasa tidak kuat berdiri lama, saat hendak disuntik langsung terkulai, nyaris pinsan.

Deyana Evelyn, 17 tahun, sebagai contoh, terkulai lemas di kursi sesaat setelah jarum suntik menusuk lengannya. Matanya terpejam. Sontak saja, tiga orang petugas Puskesmas membopong Deyana ke Unit Kesehatan Siswa (UKS).

Sesampainya di ruangan UKS ia direbahkan di ranjang dan diberi teh manis hangat. Belasan rekannya mengerumuni Deyana. Selang beberapa menit, Deyana kembali segar, dan mulai bisa diajak bicara.

Ketika ditanya Tempo, Deyana mengaku kelelahan karena harus antre cukup panjang dan lama. Deyana mengatakan dirinya sering merasa lemas apabila terlalu lama berdiri, seperti saat upacara bendera atau antrean panjang.

Advertising
Advertising

Menurut Deyana, sebenarnya dirinya tidak takut disuntik. Namun saat duduk di kursi dan melihat jarum, rasa cemasnya mulai timbul. "Saya nunggu antrean panjang. Setelah disuntik saya langsung merasa lemas, terutama tangan saya," kata Deyana.

Rekan Deyana, Angelina Oktavia, membikin heboh. Saat hedak disuntik, dia berteriak-teriak. "Aaaaaakkk," teriak Angelina dengan mulut terbuka lebar dan mata terpejam. Spontan, teman-temannya tertawa melihat reaksi Angelina. Beberapa mengabadikan aksi Angelina menggunakan kamera telepon genggam. “Sudah nervous sejak beberapa hari menjelang disuntik,” ujar Oktavia.

Beberapa siswi yang sudah selesai disuntik vaksin anti difteri, terlihat mengusap-usap lengannya saat keluar dari auditorium. Di antara mereka kapok disuntik. Padahal masih ada dua tahap imunisasi lagi yang harus mereka ikuti beberapa bulan ke depan.

"Kapok, kapok. Ga mau lagi disuntik," ujar salah seorang siswi setengah berlari. Matanya terlihat basah dan memerah. Berbagai cara dilakukan siswa untuk mengalihkan rasa sakit sesaat itu. Ada yang mendekapkan tubuhnya ke tubuh rekannya, ada p;ula yang pasrah sambil menghitung mundur dari angka 10 sampai 1.

Bidan Puskesmas Cengkareng, Yuli Setiawai, mengatakan dirinya punya cara jitu agar para siswa tidak takut disuntik cairan difteri. "Kita ajak bicara, supaya mereka tidak fokus ke suntikan," kata Yuli.

Menurut Yuli, untuk tahap pertama setiap siswa disuntikkan sebanyak 0,5 mililiter cairan difteri. Proses suntikan hanya memakan waktu sepuluh detik. “Sebagian siswa kooperarif ketika menjalani proses suntikan,” ujar Yuli.

Kepala Sekolah SMAN 33, Cedarkuine, bersyukur 750 siswa didiknya berkesempatan untuk mendapatakan imunisasi. " Mudah-mudahan SMA lain juga mendapatkan hal yang sama," kata Cedarkuine. “Orang tua siswa juga mendukung imunisasi ini,” ujar Cedarkuine.

Kepala Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Nurmari Wahyu Hapsari, mengatakan hari ini ada 20 lokasi di enam kelurahan yang mengikuti kegiatan imunisasi vaksin difteri. Menurut Nurmari, ada 178.515 warga Cengkareng yang menjadi target imunisasi. “Kami akan terus mengunjungi rumah-rumah warga hingga mereka semua mendapatkan imunisasi difteri,” kata Nurmari.

Berita terkait

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

40 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.

Baca Selengkapnya

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.

Baca Selengkapnya

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.

Baca Selengkapnya

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023

Baca Selengkapnya

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.

Baca Selengkapnya

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

3 November 2020

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 enegaskan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung termasuk yang paling aman.

Baca Selengkapnya