Awas Carrier Difteri, Sehat tapi Bisa Menularkan Hingga 6 Bulan

Rabu, 13 Desember 2017 11:14 WIB

Siswi membuka mulutnya saat diperiksa oleh petugas dinas kesehatan DKI Jakarta saat imunisasi penyakit difteri di SMAN 33, Cengkareng, Jakarta, 11 Desember 2017. Tempo/Ilham Fikri

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Anak RSUD Kalideres Tiurma Lisapine mengimbau masyarakat agar mewaspadai bahaya carrier difteri. Tiurma mengatakan carrier difteri biasa dialami oleh orang yang sama sekali tidak menunjukkan gejala difteri namun sebenarnya terjangkit. Carrier difteri ini bisa menularkan bakteri difteri ke orang lain di sekitarnya hingga 6 bulan.

“Carrier difteri itu orang sehat, tidak ada gejala difteri tidak ada ditemukan selaput putih, tetapi ternyata setelah diperiksa ada kumannya,” kata Tiurma kepada Tempo, Selasa 12 Desember 2017.

Tiurma mengatakan biasanya seseorang menjadi carrier difteri karena tertular orang terdekatnya yang positif terdiagnosis penyakit itu. Dokter biasanya langsung memeriksa orang dekat pasien seperti orang tua dan tetangganya ketika menemukan kasus difteri.

Ia mengatakan salah pencegahan dari carrier difteri adalah imunisasi. Menurutnya imunisasi juga harus dilakukan secara lengkap. Imunisasi difteri dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama dan kedua hanya berselang satu bulan. Sedangkan dari tahap kedua hingga imunisasi ketiga jaraknya sekitar enam bulan.

Baca: Imunisasi Difteri di SMA 33, Siswa Histeris hingga Nyaris Pingsan

Agar penderita carrier difteri tidak menularkan bakteri mematikan itu penanganannya sama seperti pasien difteri yaitu diisolasi di rumah sakit.

Advertising
Advertising

Kasatpel Upaya Kesehatan Masyarakat Puskemas Cengkareng Evelyn mengimbau masyarakat untuk tidak usah khawatir dengan carrier difteri. Evelyn mengatakan Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga melakukan beberapa upaya untuk mencegah dan menanggulangi carrier difteri.

Ada lima upaya yang dilakukan Dinkes DKI yaitu melakukan vaksinasi dan booster di Puskesmas dan Posyandu. Kedua, menjaga kualitas vaksin yang diberikan. Ketiga, melakukan penyelidikan epidemiologi setiap kasus dugaan difteri.

Dinas kesehatan DKI juga melakukan pemeriksaan di tenggorokan dan memberikan antibiotik profilaksis sesuai panduan dinas kesehatan provinsi. Mereka juga mendeteksi dini penyakit difteri di UGD dan poli.

Berita terkait

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

47 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.

Baca Selengkapnya

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.

Baca Selengkapnya

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.

Baca Selengkapnya

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023

Baca Selengkapnya

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.

Baca Selengkapnya

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

3 November 2020

Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 enegaskan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung termasuk yang paling aman.

Baca Selengkapnya