RSPI Sulianti Saroso Jamin Stok Obat Anti Difteri Aman

Selasa, 19 Desember 2017 07:42 WIB

Petugas terlihat mengenakan sejumlah pelindung tubuh jelang beraktifitas di ruang Isolasi khusus RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, 26 Juni 2015. Pemerintah melalui Kementrian kesehatan siap melakukan pencegahan penyebaran MERS CoV di Indonesia. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Rita Rogayah mengatakan stok obat difteri alias anti-difteri serum (ADS) masih aman. Dia tidak menyebutkan jumlah serum anti-difteri yang dimiliki rumah sakit. Namun dia mengatakan Kementerian Kesehatan telah menjamin ketersediaan serum tersebut jika rumah sakit memerlukan.

“Selama ini kebutuhan serum dipasok oleh Kemenkes. Kemenkes telah menjamin ketersediaan serum tersebut,” kata dia di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin, 18 Desember 2017.

Rita menuturkan hanya pasien yang sudah positif mengidap difteri yang mendapatkan serum tersebut. Sehingga penggunaannya harus didahului diagnosa laboratorium untuk memastikan kondisi pasien. “Sejauh ini kami telah mengaplikasikan serum difteri kepada 102 pasien,” kata dia.

Baca: Pasien Difteri di RSPI Sulianti Saroso Terus Bertambah

Dokter Khusus Anak RSPI Sulianti Saroso Desrinawati mengatakan pemberian serum anti-difteri sangat penting untuk pengobatan awal pasien. Dia mengatakan bakteri penyebab difteri mengeluarkan racun yang menyerang jantung dan saraf pasien.

Serum tersebut, kata dia, bekerja dengan cara mengikat racun yang diproduksi bakteri difteri. “Jadi kami beri ADS dulu untuk mengikat racun tersebut,” kata dia dalam kesempatan yang sama.

Advertising
Advertising

Setelah diberi serum, Desrinawati mengatakan pasien difteri selanjutnya mengkonsumsi antibiotik. Perawatan untuk pasien dengan antibiotik membutuhkan waktu sepuluh hari.

Baca: Pasien Difteri Terus Bertambah, RSPI Kekurangan Ruang Isolasi

Pasien difteri yang dirawat di rumah sakit Sulianti Saroso terus meningkat. Pada Jumat pekan lalu, jumlah pasien difteri yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso mencapai 73 orang. Rita menuturkan saat ini rumah sakit tengah merawat 98 pasien difteri.

Dari jumlah itu, penderita difteri anak dan remaja usia 1 hingga 18 tahun yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso mencapai 65 orang. Sementara pasien dewasa berjumlah 33 orang. Seluruh pasien merupakan pasien rujukan yang berasal dari Jakarta, Banten, Bogor, Bekasi dan Bandung.

Berita terkait

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

46 hari lalu

Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.

Baca Selengkapnya

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.

Baca Selengkapnya

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya

Baca Selengkapnya

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.

Baca Selengkapnya

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.

Baca Selengkapnya

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023

Baca Selengkapnya

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.

Baca Selengkapnya

18 Terduga Kasus Hepatitis Akut Tersebar di Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan

16 Mei 2022

18 Terduga Kasus Hepatitis Akut Tersebar di Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan

Tujuh dari 18 pasien yang diduga mengalami hepatitis akut ini meninggal.

Baca Selengkapnya