Sandiaga Uno Minta Rencana Tunnel di Era Jokowi Dimulai Tahun Ini
Reporter
Friski Riana
Editor
Untung Widyanto
Kamis, 18 Januari 2018 11:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta PT Antaredja Mulia Jaya tahun ini memulai proyek pembangunan tunnel atau terowongan pengendali banjir yang pernah direncanakan di era Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi.
"Saya mau secepatnya. Kalau bisa tahun ini dijalankan," kata Sandiaga di Balai Kota DKI, pada Rabu 17 Januari 2018.
Baca juga:
Jokowi: Kami Enggak Nyontek Smart Tunnel Malaysia
Beda Smart Tunnel Jokowi dengan Milik Malaysia
Sandiaga mengatakan, PT Antaredja Mulia Jaya sebagai perusahaan yang menggarap proyek Jakarta Integrated Tunnel (JIT) tersebut sedang menjajaki skema kemitraan pemerintah dan badan usaha.
"Ada beberapa poin penting seperti outline business case dan finance business case. Mereka siapkan itu, sekarang kami tunggu," ujarnya.
Selain itu, kata Sandiaga, PT Antaredja Mulia Jaya harus menyelesaikan skema kerja sama dengan Jakarta Tol Development (JTD).
Menurut Sandiaga, kedua pihak sudah memiliki kesepakatan awal, yaitu 2 dari 6 ruas tol yang menjadi konsesi PT JTD akan tersambungkan dengan proyek Jakarta Integrated Tunnel.
Sandiaga mengaku tertarik dengan proyek yang sudah digagas sejak era pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Jokowi-Ahok. Pasalnya, proyek senilai Rp 39 triliun tersebut tidak membebani uang negara, juga studi kelaikan atau feasibility study dilakukan oleh swasta.
"Dengan kerja sama ini kami harapkan bisa mengurai kemacetan, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan investasi, mengatasi masalah banjir, dan menambah energi di wilayah Jakarta," kata Sandiaga.
Rencananya, PT Antaredja Mulia Jaya akan membangun dua terowongan, yaitu JIT Ulujami-Tanah Abang untuk mengendalikan Sungai Pesanggrahan dan JIT Balekambang-Manggarai untuk mengendalikan Sungai Ciliwung. Perusahaan ini mengklaim pembangunan dua terowongan tersebut banjir diperkirakan berkurang 60-80 persen.
Kedua rute tersebut memiliki panjang masing-masing 12 kilometer dengan diameter 12 meter. Rinciannya, 9 kilometer untuk jalan tol dan 3 kilometer untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial. Di ujung kedua terowongan nantinya akan dibangun waduk guna menampung air.
Berbeda dengan deep tunnel yang pernah direncanakan Jokowi. JIT hanya memiliki kedalaman 15 meter dari permukaan tanah. Sedangkan deep tunnel bisa mencapai 60 meter.
Terowongan itu akan terbagi ke dalam dua bagian. Bagian atasnya untuk jalan tol yang terintegrasi dengan enam ruas tol dalam kota, sedangkan bagian bawah berfungsi sebagai saluran air.
Simak juga:
Menteri PU: Pembangunan Deep Tunnel Jakarta Sulit
Penggagas Deep Tunnel Sudah Tahu Bakal Ditolak
Selain memiliki fungsi sebagai jalan tol dan pengendali banjir, PT Antaredja Mulia Jaya mengklaim air dalam saluran terowongan bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku air bersih.
Selain itu aliran airnya juga dapat digunakan untuk menghasilkan listrik sebesar 600 megawatt. Wakil Gubernur Sandiaga Uno meminta PT Antaredja membangun proyek tunnel tersebut tahun ini.