Alasan di Balik Penundaan Penataan Tanah Abang Tahap Kedua
Reporter
Devy Ernis
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Rabu, 28 Februari 2018 14:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan rencana penataan kawasan Pasar Tanah Abang tahap kedua atau jangka menengah bakal diumumkan pekan depan. Dia meralat pernyataan sebelumnya bahwa rencana dirilis satu-dua hari, terhitung dua hari lalu.
“Kami akan umumkan minggu depan tahap kedua. Saat ini Pak Gubernur sedang mencermati usulan yang tahap dua,” ujar Sandiaga Uno, di Balai Kota DKI, Selasa 27 Februari 2018.
Penataan Tanah Abang tahap kedua mengekor tahap pertama berupa penutupan satu jalur Jalan Jati Baru Raya di depan stasiun kereta api Tanah Abang per 22 Desember lalu. Satu jalur itu dialihfungsikan menjadi lokalisasi pedagang kaki lima yang selama ini dianggap sebagai penyebab kesemrawutan di kawasan itu.
Baca: Lulung: Ini Beda Jurus Ahok dan Anies Baswedan Soal Tanah Abang
Dalam mempersiapkan rencana jangka menengah, Sandiaga Uno menjelaskan, pemerintah DKI masih mengusahakan untuk menyewa lahan sebagai tempat penampungan sementara pedagang dari Blok G. Pemerintah berencana membongkar gedung Blok G untuk dibangun kembali sehingga bisa sekalian menampung pedagang di Jalan Jati Baru.
Dalam rencana awal, gedung baru Blok G akan terintegrasi dengan Blok F, A, dan B melalui konstruksi sky bridge. Gedung Blok G juga akan dibangun terpadu dengan hotel dan apartemen. Untuk merealisasi rencana itu, Perusahaan Daerah Pasar Jaya membutuhkan lahan tambahan untuk menampung sementara pedagang Blok G.
Sandiaga Uno berharap dalam beberapa hari ke depan sudah ada kesepakatan harga sewa lahan dengan pihak ketiga. Lahan yang diincar berlokasi di sebelah Hotel Pharmin, seluas 5.200 meter persegi.
Baca: Penataan Tanah Abang, Anies Baswedan Dilaporkan ke Polda?
"Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan bisa mencapai kesepakatan dengan angka dari KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) sehingga bisa pencet tombol untuk mulai revitalisasi," ujar Sandiaga Uno.
Persiapan dimulainya tahap kedua itu dilakukan menyusul hasil evaluasi DKI terhadap efek penutupan Jalan Jatibaru Raya Tanah Abang yang diklaim memuaskan. Dari evaluasi mingguan yang dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan aplikasi pemantau lalu lintas, Waze, laporan adanya kemacetan diklaim lebih rendah daripada sebelum jalan ditutup. "Dibandingkan periode sebelum penataan, jumlah laporan kemacetan lebih rendah 35 persen," ujar Kepala Jakarta Smart City, Setiaji.