Eksklusif: Pengakuan Hacker Pembobol 3000 Situs Puluhan Negara

Kamis, 15 Maret 2018 19:27 WIB

Petugas menunjukkan barang bukti saat rilis hasil perkara ilegal akses terhadap sistem elektronik oleh kelompok (hacker) Surabaya Black Hat (SBH) di Polda Metro Jaya, Jakarta, 13 Maret 2018. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Satuan Tugas (Satgas) Cyber Crime Polda Metro Jaya menangkap tiga tersangka dalam kelompok peretasan sistem elektronik alias hacker bernama Surabaya Black Hat (SBH). Tiga tersangka yang ditangkap berinisial NA (21), KPS (21), dan ATP (21) masih berstatus mahasiswa di bidang IT, sementara enam lainnya masih dalam proses pencarian.

Kepada Tempo, Katon alias KPS menolak jika aktivitas Surabaya Black Hat diidentikkan dengan peretasan bermotif ekonomi. Awalnya, ia hanya ingin mengedukasi suatu perusahaan bahwa sistem teknologi mereka rentan terhadap peretasan.

Menurut Katon, dia dan teman-temannya di kelompok Surabaya Black Hat memang kerap meretas sistem keamanan perusahaan dan memberitahukannya melalui surat elektronik atau e-mail. Katon mengakui bahwa dalam surat elektronik itu ia meminta uang jasa pengamanan dari sistem yang ia retas.

Baca: Peretas dari Surabaya Incar Sistem Elektronik Bisnis 40 Negara

"Jadi saya menemukan celah nih, kasih tahu perusahaan itu by email soal kerusakan itu," kata Katon di Polda Metro Jaya kepada Tempo, Kamis, 15 Maret 2018.

Katon mengakui kesalahannya. Dia melanggar hukum karena tidak memberitahukan terlebih dahulu kepada perusahaan yang ia retas ketika masuk ke dalam sistem keeamanan perusahaan tersebut.

Dalam melakukan peretasan, pendiri Surabaya Black Hat ini menawarkan jasa untuk mengamankan sistem IT perusahaan tersebut dan mendapatkan uang jasa mulai dari US$500 sebagai imbalan. Pembayaran diberikan melalui PayPal.

"Kalau sistem di PayPal bisa refund kalau perusahaan yang saya retas itu tidak cocok dengan cara saya mengamankan," ujar hacker muda ini. Dari 'jasa' tersebut, ia meraup penghasilan mulai dari Rp 50 juta sampai Rp 200 juta.

Satgas Cyber Crime Polda Metro Jaya mencatat ada sekitar 3.000 situs yang telah dibobol oleh SBH. Situs itu berasal dari berbagai negara, seperti Thailand, Australia, Turki, UEA, Jerman, Perancis, Inggris, Swedia, Bulgaria, Ceko, Taiwan, Cina, Italia, Kanada, Argentina, Pantai Gading, Korea Selatan, Cile, Kolombia, India, Singapura, Irlandia, Meksiko, Spanyol, Iran, Nigeria, Rusia, New Zealand, Rumania, Uruguai, Belgia, Hongkong, Albania, Dubai, Vietnam, Belanda, Pakistan, Portugal, Slovenia, Kep. Karibia, Maroko, dan Libanon.

Menurut Katon, tidak ada negara yang benar-benar aman dari peretasan. "Relatif. Tidak ada ukuran paling aman, tidak bisa ditolak ukur," kata hacker Surabaya Black Hat itu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

4 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

Kejadian pada hari pertama UTBK itu tidak ada indikasi kesengajaan menunda waktu tes untuk mendapatkan bocoran jawaban.

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

6 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

12 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

17 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

24 hari lalu

Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

NET Hunter, kelompok peretas yang membobol Kementerian Keamanan Israel, mengatakan akan terus melakukan serangan cyber sampai perang Gaza berhenti.

Baca Selengkapnya

Modus Penggembosan Demo 11 April 2022 Mulai Ancaman, Peretasan hingga Buat BEM Tandingan

25 hari lalu

Modus Penggembosan Demo 11 April 2022 Mulai Ancaman, Peretasan hingga Buat BEM Tandingan

Apa saja upaya penggembosan yang dilancarkan menjelang demo 11 April 2022? Salah satu tuntutan mahasiswa saat itu tolak Jokowi 3 periode.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

39 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

41 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

45 hari lalu

Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

Recorded Future mengungkap beberapa modus kejahatan berbasis AI. Pelaku semakin berani memakai deepfake.

Baca Selengkapnya