Daerah Rawan Banjir dan Longsor Puncak Bertambah, Ini Sebabnya

Jumat, 23 Maret 2018 11:36 WIB

Kendaraan Angkutan Kota (Angkot) dari arah Bogor melintasi jalur Puncak-Cianjur yang sedang diperbaiki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pasca longsor dua pekan lalu, Senin, 19 Februari 2018. Tempo/Sidik Permana

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hidrologi Hutan juga dosen di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Nana Mulyana Arifjaya mencemaskan ancaman bencana banjir bandang dan longsor Puncak. Terutama saat curah hujan dengan intensitas tinggi hingga esktrim mengguyur sebagian besar wilayah Bogor.

“Saat ini tingkat kerawanan akan potensi bencana longsor dan banjir bandang di wilayah Puncak sangat tinggi, manakala curah hujan diatas normal mengguyur cukup lama di tiga kecamatan ini,” kata Nana, kemarin.

Meningkatnya potensi bencana di kawasan Puncak, merupakan dampak dari meningkatnya bukaan lahan di wilayah puncak akibat alih fungsi kawasan lindung sebagai daerah resapan air sekaligus hulu sungai Ciliwung berubah menjadi bangunan vila dan pemukiman warga, dan tidak adanya menajemen tata kelola air di kawasan hulu aliran sngai,

Baca : Usai Longsor, Banjir Bandang Ancam Kawasan Puncak

“Kondisi ini bertambah parah setelah dengan adanya dua kejadian gempa yang terjadi di daerah Banten dan Sukabumi, yang getaranya menyebabkan adanya gerakan tanah di kawasan Puncak, yang dapat berubah menjadi daerah gelincir yang banyak menyebar di kawasan tersebut,” tutur Nana.

Menurut dia, curah hujan yang cukup tinggi dengan intensitas mencapai 130-140 milimeter/perdetik yang terjadi Minggu 4 februari 2018 dari sore hingga malam, daerah gelincir yang tersebar di puluhan lokasi di lereng perbukitan ini berubah menjadi longsoran tanah.

“Bahkan dibebrapa lokasi yang luasan daerah gelincirnya cukup besar, menampung jumlah air yang dalam jumlah besar menjadi banjir lumpur yang dapat mengakibatkan banjir bandang,” kata Nana lagi.

Sekretaris Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Budi Parnowo mengatakan, Kabupaten Bogor menjadi salah satu satu daerah rawan pergeseran tanah sangat tinggi di Indonesia berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan megitasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Data Mineral.

“Hail survei pada tahun 2017 lalu, dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor ada 22 kecamatan yang rawan pergeseran tanah yang berpotensi menjadi bencana longsor saat turun hujan," Budi, Kamis, 22 Maret 2018.

Dari 22 kecamatan yang rawan pergerakan tanah di Kabupaten Bogor, 12 kecamatan diantaranya masuk dalam statusnya tingkat potensinya menengah sampai tinggi. "Bahkan ada beberapa daerah telpatnya 8 Kecamatan di Kabupaten Bogor pergeseran tanah tersebut juga dapat mengakibatkan banjir bandang," ujar Budi lagi.

Simak juga : Puncak Makin Botak, 5.700 Hektare Hutan Lenyap dalam 16 Tahun

Ke-22 kecamatan yang masuk dalam rawan pergeaeran tanah ini adalah di Babakanmadang, Bojonggede, Caringin, Cariu, Ciampea, Ciawi, Cibinong, Cibungbulang, Cigombong, Cigudeg, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Citeureup, Dramaga, Gunungputri, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol, dan Kemang.

“Bahkan dalam surat edaran terbaru pasca bencana tanah longsort di Kawasan Puncak, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, memetakan puluhan titik pergeseran tanah yang baru menyebar di kawasan Puncak terutama di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua,” kata dia.

Titik-titik rawan pergeseran tanah yang menyebar di wilayah desa Tugu Utara ini, berpotensi tinggi menyebabkan bencana longsor dan banjir bandang yang besar saat diguyur hujan lebat.

“Berdasarkan data Kementrian ESDM, salah satunya berada di Gunung Mas dengan lebar mahkota longsoran pada tebing berkisar 30 meter, dengan panjang berkisar dari 125-150 meter dengan kemiringan lereng 53 derajat, jika terjadi longsor maka dapat memutuskan akses jalan raya Puncak,” kata Budi soal tingginya ancaman rawan longsor Puncak.

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

17 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

1 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

1 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

2 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

2 hari lalu

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

3 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

3 hari lalu

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

4 hari lalu

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

4 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya