Cuaca Ekstrem Sergap Jabodetabek Beberapa Hari, Ini Penyebabnya

Reporter

Syafiul Hadi

Editor

Ali Anwar

Selasa, 17 April 2018 07:00 WIB

ilustrasi cuaca panas ekstrim di jabodetabek membuat air kolam di taman Kota Bekasi mengering. Tempo/Ali Anwar

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan dalam beberapa hari ini Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) disergap cuaca ekstrem 32-34 derajat selsius. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, dalam sepekan terakhir, kondisi cuaca Jakarta terasa lebih panas dari sebelumnya.

Kalau pun ada hujan, kata Hary, hanya terjadi menjelang sore hingga malam. Menurut Hary, itu menandakan Indonesia telah memasuki awal musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.

"Sebentar lagi kita beralih dari musim penghujan ke musim kemarau atau dikenal dengan pancaroba," ujar Hary kepada Tempo, Senin, 16 April 2018. Hary mengatakan, cuaca ekstrem panas di Jakarta juga disebabkan pada bulan April ini posisi matahari berada di sekitar Khatulistiwa. Sehingga, kata Hary, radiasi panas yang terasa lebih optimal.

"Kalau masyarakat merasa gerah, itu mengindikasikan kelembapannya cukup tinggi dan dimungkinkan hujan antara menjelang sore dan malam hari," kata Hary. Musim pancaroba, Hary menambahkan, secara normal biasa terjadi pada bulan Maret hingga Mei.

Musim pancaroba terjadi dua kali dalam setiap pergantian musim, dari kemarau ke penghujan maupun sebaliknya. "Sekarang termasuk salah satu bulan pancaroba. Nanti Juni sampai Agustus itu kemarau, terus pancaroba berikutnya di September sampai November," ucap Hary.

Menurut Hary, perkiraan suhu pada April berkisar antara 32 sampai 34 derajat selsius. Sedangkan kelembapan udara masih normal antara 60 sampai 95 persen. "Suhu di bulan April secara normal itu kisaran 33 sampai 36 derajat selsius, berarti kalau saat ini 32 sampai 34 derajat selsius itu masih normal," Hary menuturkan.

Ahli klimatologi dan vulkanologi Institut Pertanian Bogor Perdinan mengatakan, salah satu penyebab cuaca ekstem disebabkan oleh musim pancaroba. "Sebab, pancaroba ke musim kemarau terjadi bulan Maret hingga Mei, di mana posisi matahari tanggal 21 Maret tepat di equator atau nol derajat," ujar Perdinan.

Advertising
Advertising

Berita terkait

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

8 jam lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

9 jam lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

11 jam lalu

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

17 jam lalu

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

Bibit siklon tropis 91P berdampak hujan sedang hingga lebat dan angin kencang di sekitar wilayah bibit siklon tersebut.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

17 jam lalu

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

Seluruh wilayah DKI Jakarta diprakirakan cerah berawan pada pagi harinya dan sebagian besar berawan pada siang hari.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

19 jam lalu

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

Topik tentang Teluk Kendari di Kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

1 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 6 - 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

1 hari lalu

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan cuaca panas akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas (heatwave), tapi suhu panas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

1 hari lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya