Dikritik MUI, Sandiaga Uno Akan Evaluasi Rencana Tarawih di Monas
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Ali Anwar
Senin, 21 Mei 2018 09:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta akan meninjau ulang rencana menggelar tarawih akbar di Monumen Nasional. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan evaluasi itu dilakukan lantaran banyak masukan dari para ulama.
"Masukannya akan kami terima dan kami bicarakan," kata Sandiaga Uno di Lapangan IRTI, Monas, Jakarta Pusat, Senin, 21 Mei 2018.
Rencana pemerintah DKI menggelar tarawih di Monas pada 26 Mei 2018 menuai kritik. Salah satu kritik datang dari Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Pusat Cholil Nafis. Cholil mengatakan tarawih di lapangan tak benar secara syariat Islam. Dia mempertanyakan alasan tarawih diselenggarakan di Monas, padahal tak jauh dari situ terdapat Masjid Istiqlal.
Cholil menasihati, salat di masjid akan lebih khusyuk daripada di lapangan. Selain itu, ulama muda Nahdlatul Ulama ini berpandangan, jangan sampai ibadah tarawih menjadi alat komunikasi yang memunculkan pamer atau riya. Cholil pun berharap pemerintah DKI mengurungkan niat itu.
Sandiaga Uno sebelumnya mengklaim rencana tarawih di Monas merupakan masukan dari para ulama. Namun dia tak menjelaskan siapa saja ulama yang dimaksud.
Sandiaga menuturkan berbagai masukan itu akan didiskusikan setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali berkantor ke Balai Kota. Sejak Kamis pekan lalu, Anies pergi ke India untuk menghadiri wisuda putra keduanya.
Menurut Sandiaga Uno, ada sejumlah opsi yang akan dipertimbangkan atas masukan-masukan tersebut. Menurut dia, tak menutup kemungkinan tarawih dipindahkan ke Masjid Istiqlal, Masjid Raya Hasyim Asyari, atau Jakarta Islamic Center.
"Pak Gubernur akan kembali hari ini. Akan kami diskusikan dan ambil keputusan bersama dengan mengundang para ulama," ujar Sandiaga Uno.