Kenapa Fraksi NasDem DPRD DKI Sebut WTP dari BPK Tidak Istimewa?

Selasa, 29 Mei 2018 17:51 WIB

Anggota Badan Pengelolaan Aset Daerah membentangkan spanduk setelah BPK memberikan opini Wajar Tanap Pengecualian kepada Pemerintah DKI Jakarta. TEMPO/Budiarti Utami Putri

TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Bestari Barus menganggap opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan DKI Jakarta tahun 2017 tidaklah istimewa.

"WTP itu istimewanya apa? Enggak ada, biasa aja. Itu kewajiban, bukan prestasi," kata Bestari melalui telepon kepada Tempo, Selasa, 29 Mei 2018.

Pemerintah DKI Jakarta meraih opini WTP dari BPK atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) tahun anggaran 2017.

Baca : Anies Baswedan Raih WTP, Ini Catatan Lain BPK Buat Pemerintah DKI

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan opini WTP itu dicapai atas kerja keras seluruh jajarannya. Tak lama setelah dilantik, Anies menugasi wakilnya, Sandiaga Uno, memimpin tim task force yang tiap pekan mengadakan road to WTP.

Kepala Badan Pengelola Aset Daerah Achmad Firdaus mengatakan, fokus yang dilakukan tim tersebut yakni perbaikan pencatatan aset dan tindak lanjut atas temuan BPK pada tahun sebelumnya. Kemarin, dalam rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, BPK mengumumkan bahwa pemerintah DKI mendapat opini WTP, kendati dengan sejumlah catatan.

Kemudian Bestari meminta pemerintah DKI tak mengklaim predikat WTP itu sebagai keberhasilan. Kata dia, kesuksesan gubernur dan wakil gubernur DKI diukur dari realisasi atas janji-janji mereka, bukan dari predikat WTP. Menurut dia, opini WTP tak melihat realisasi program, melainkan pencatatan dan penyajian laporan keuangan saja.

"Asal catatannya baik, bukan berarti tidak ada hal yang tersisa. Ini biasa aja, hanya disajikan secara baik, memenuhi kriteria di dalam syarat akuntansi," ujar Bestari.

Sebelumnya, Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi juga berpendapat senada. Prasetio menilai wajar DKI meraih WTP sekarang, karena sistemnya telah disiapkan sejak beberapa tahun belakangan. Prasetio mengatakan capaian WTP tahun ini tak terlepas dari andil gubernur-gubernur DKI sebelum Anies Baswedan.

"Kita ucapkan terima kasih juga kepada pemerintah sebelumnya, yaitu dari Pak Jokowi-Ahok, Pak Ahok-Djarot, dan Pak Djarot. Karena ini kalau tidak rentetan dari situ, enggak akan terjadi di sini," kata Prasetio Edi Marsudi di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 28 Mei 2018 terkait predikat WTP dari BPK itu.

Berita terkait

Mungkinkah Duet Ahok-Anies Terjadi di Pilgub DKI Jakarta?

2 menit lalu

Mungkinkah Duet Ahok-Anies Terjadi di Pilgub DKI Jakarta?

Nama Ahok dan Anies disandingkan untuk maju di Pilgub DKI Jakarta. Mungkinkah duet Ahok-Anies bakal terjadi di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

33 menit lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

45 menit lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

1 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

1 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

1 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

1 jam lalu

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

2 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

11 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

12 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya