Reklamasi Teluk Jakarta, Ini Saran Pakar Lingkungan untuk Anies

Kamis, 14 Juni 2018 12:44 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau salah satu kawasan di pulau reklamasi Teluk Jakarta, Kamis, 7 Juni 2018. Anies juga menyegel lahan pulau C walau belum ada bangunan atau aktivitas pembangunan. ANTARA/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana reklamasi di Teluk Jakarta kembali menyita perhatian publik setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2018 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi dan Pengelolaan Reklamasi Pantai Utara Jakarta. Sebelumnya Anies menyegel 932 bangunan di Pulau D hasil reklamasi Teluk Jakarta sebagai sanksi atas pengembang yang nakal yang membangun tanpa izin.

Dua tindakan Anies itu membuat publik bertanya-tanya bagaimana kelanjutan nasib reklamasi di Teluk Jakarta. Kalaupun dilanjutkan, pakar lingkungan hidup dari Universitas Indonesia, Tarsoen Waryono, mengajukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengembang dan pemerintah provinsi DKI Jakarta.

BACA JUGA: Ini Saran Pakar Tata Kota untuk Anies soal Reklamasi Teluk Jakarta

“Agar hubungan antara daratan DKI Jakarta dengan daratan baru hasil reklamasi memiliki kesinambungan secara ekosistem dan memiliki fungsi ekonomis yang berarti, Pemerintah DKI Jakarta dan pihak-pihak berkepentingan (stakeholder) lainnya, harus melakukan restorasi ekologi, baik terhadap badan sungai dan bantarannya, daerah pesisir dan kawasan (habitat) mangrove,” kata Tarsoen, Rabu 13 Juni 2018 lalu.

Restorasi ekologi itu, kata dia, harus memperhatikan bahwa bentang alam kipas alluvial atau endapan sendimen akibat aliran sungai telah mengalami degradasi akibat gangguan alam dan aktivitas dari manusia. "Solusi yang ingin dilakukan harus dirancang dengan seksama," katanya.

BACA JUGA: Ini Kata Luhut Pandjaitan soal Kontroversi Reklamasi Teluk Jakarta

Tak hanya itu. Pengembang juga harus merancang pemulihan terhadap degradasi kawasan mangrove yang difungsikan sebagai penyangga Teluk Jakarta dan Bandara (Cengkareng-Tangerang). "Ini penting karena kawasan mangrove itu berperan sebagai pengaman terhadap banjir rob yang terjadi setiap bulan,” tutur Tarsoen. Menurut Tarsoen, pemerintah juga harus mengembalikan fungsi dari kawasan pesisir utara Jakarta sebagai daerah peralihan dan pengaturan terhadap tata air dan kendali banjir rob. Tanpa itu, Jakarta akan menghadapi permasalahan lingkungan lainnya yakni penurunan kualitas air tanah di Kawasan Pantai Utara Jakarta.

“Tingginya bakteri e.coli, pelumpuran, dan pencemaran logam berat, membuat air tidak memungkinkan untuk dikonsumsi," kata Tarsoen lagi. Dia juga menegaskan jika reklamasi diteruskan maka masalah lingkungan lain seperti banjir, kekeringan, intrusi air laut dan amblesan atau turunnya permukaan tanah di utara Jakarta, harus dipikirkan solusinya. Terlebih karena sebagian wilayah pesisir Jakarta merupakan pemukiman kumuh yang mengalami defisit air bersih.

BACA JUGA: Mengapa Badan Pertanahan Bisa Menerbitkan HGB untuk Pulau Reklamasi?

Untuk itu, Tarsoen menyarankan solusi yang bisa diambil pemerintah adalah melakukan rehabilitasi bio fisik dari bentang alam termasuk restorasi ekologi kawasan mangrove agar menjadi habitat biota perairan laut. "Selain itu, harus ada kebijakan lainnya untuk memantapkan layanan pengembangan wilayah melalui kegiatan reklamasi pantai berbasis ramah lingkungan," katanya.

Hanya reklamasi ramah lingkungan, kata Tarsoen, yang dapat mengembalikan nama besar Bandar Dagang Sunda Kelapa. "Syarat mutlaknya, pemerintah harus memberi perhatian pada masyarakat nelayan yang mengantungkan hidup dari hasil laut," katanya. “Di sana harus dibangun permukiman nelayan modern, tepat pada tapak reklamasi atas prakarsa pengembang, untuk mendudukkan posisi nelayan Jakarta kembali pada masa kejayaannya, sebagai komunitas yang memiliki aktivitas nelayan secara madani,” kata Tarsoen.

BACA JUGA: Bagaimana Isu Suap dan Korupsi di Balik Reklamasi Teluk Jakarta

Dia membayangkan pulihnya habitat mangrove akan menjadi ladang bahari yang subur bagi nelayan modern dengan model tambak. “Dengan terciptanya komunitas nelayan modern, yang tinggal di apartemen, dikelilingi dan hidup dari hutan mangrove, dengan hasil ikan, udang dan kepiting tambak, serta mendapat pendapatan juga dari usaha rekreasi dan wisata, maka barulah kejayaan Bandar Dagang Sunda Kelapa tempo dulu bisa diraih kembali," kata Tarsoen.

Berita terkait

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

2 hari lalu

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

Anies Baswedan akan tetap berkegiatan mengunjungi masyarakat meski Pilpres telah usai.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

3 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

3 hari lalu

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) dibubarkan pada 30 April 2024. Kilas balik pembentukan dan siapa tokoh-tokohnya?

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

4 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

4 hari lalu

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh absen dalam acara pembubaran Timnas AMIN. Anies dan Sekjen Partai NasDem respons begini.

Baca Selengkapnya

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

5 hari lalu

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

Anies Baswedan mengatakan belum ada rencana untuk membuat ormas, apalagi partai politik pasca kalah di pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

5 hari lalu

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

Anies Baswedan menanggapi soal kemungkinan dirinya bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

5 hari lalu

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Menurut Anies Baswedan, pembubaran ini bukan berarti mengakhiri perjuangan.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tak Hadiri Silaturahmi Timnas AMIN di Kediaman Anies Baswedan

5 hari lalu

Surya Paloh Tak Hadiri Silaturahmi Timnas AMIN di Kediaman Anies Baswedan

Ketum NasDem Surya Paloh tak menghadiri acara silaturahmi Timnas AMIN di kediaman Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

6 hari lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya