Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (kedua kiri) bersama Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi (kedua kanan) mendengarkan penjelasan dari tim LRT saat uji coba LRT di Kelapa Gading, Jakarta, Kamis, 14 Juni 2018. LRT fase 1 ditargetkan selesai menjelang pelaksanaan Asian Games 2018. ANTARA/Galih Pradipta
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan menyiapkan posisi baru untuk Satya Heragandhi setelah dicopot sebagai Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Satya yang dipilih Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2016 lalu dijanjikan pekerjaan seputar kereta ringan atau light rail transit (LRT).
“Pak Satya nanti konsentrasi di LRT Jakarta. Bukan di Jakpro-nya lagi, jadi lebih fokus,” kata Anies Baswedan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Juli 2018.
Menurut Anies Baswedan, pengalaman dan peran Satya mengenai proyek kereta api ringan masih dibutuhkan sehingga distribusikan ke PT LRT. Namun, Anies belum mengatakan jabatan Satya di perusahaan tersebut. Pun dengan pembentukan perusahaan itu. "Nanti diumumkan," katanya.
Sebaliknya, sebagai perusahaan holding dari PT LRT, Anies ingin Jakpro memperbaiki manajemen. Terlebih, pengelolaan aset daerah, yang dinilai Anies merupakan pekerjaan terbesar Pemerintah DKI saat ini.
Perombakan jajaran direksi PT Jakarta Propertindo dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang diselenggarakan pada Selasa, 10 Juli 2018. Dalam rapat tersebut, Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah DKI Jakarta menunjuk Dwi Wahyu Daryoto sebagai Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, menggantikan Satya Heragandhi.
Dwi Wahyu adalah mantan Direktur Manajemen Aset PT Pertamina. Dia dicopot bersama empat anggota direksi lainnya di Pertamina pasca tumpaham migas di Teluk Balikpapan pada April lalu.
Sedangkan Satya adalah pilihan mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2016 lalu. Saat itu Ahok menyatakan kesengsem dengan kiprah Satya di Trakindo, PT KAI, dan GE.