Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berswafoto di depan Patung Selamat Datang di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Juli 2018, tak jauh dari titik Pelican Crossing. TEMPO/M Yusuf Manurung
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Anies Baswedan menjawab kritik Kakorlantas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Royke Lumowa soal JPO buru-buru diganti Pelican Crossing (singkatan pedestrian light control)
Menurut Anies, waktu pembongkaran JPO tak seharusnya dipermasalahkan. "Pada ujungnya akan dicopot bukan? Tinggal pilihannya dicopot bulan Desember atau Juli, dan kita putuskan bulan ini," ucap Anies saat mengunjungi Pelican Crossing di Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Juli 2018.
Sebelumnya, selain menilai pembongkaran terlalu terburu-buru, Royke menilai pelican crossing yang dibuat untuk menggantikan JPO justru mengganggu lalu lintas di sekitar Jalan M.H. Thamrin.
"Pasti mengganggu (lalu lintas), ada hambatan sedikit," kata Royke di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Juli 2018.
Demi menyambut gelaran Asian Games 2018, Anies memutuskan membongkar JPO Bundaran HI karena alasan estetika. Menurut Anies, JPO itu menghalangi pemandangan Patung Selamat Datang dari arah Thamrin ke Sudirman. Simak : Besok Buka Tutup 19 Pintu Tol Dalam Kota, di Mana dan Berapa Jam?
Anies menuturkan, patung yang digagas oleh presiden pertama Republik Indonesia Soekarno itu memiliki fungsi untuk menyambut atlet Asian Games edisi 1962. Dia ingin mengembalikan fungsi itu di Asian Games tahun ini.
Alasan lainnya, Anies menganggap JPO itu tidak ramah untuk penyandang disabilitas dan oran lanjut usia. Pelican crossing akan terus digunakan sebelum penyeberangan bawah tanah milik MRT rampung.