Suhu Dingin Landa Jawa Sampai September, BMKG Bilang Begini

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 8 Agustus 2018 19:20 WIB

Kabut menyelimuti kompleks Candi Arjuna. Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi suhu dingin yang ekstrim belakangan ini melanda sebagian Indonesia, khususnya Jawa dan Nusa Tenggara, dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menjelaskan penyebabnya.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Mulyono Rahadi Prabowo menjelaskan bahwa permukaan bumi yang tidak datar menyebabkan adanya perbedaan suhu seperti dataran rendah seperti pantai yang cenderung hangat, dan juga dataran tinggi seperti pegunungan yang mempunyai suhu relatif dingin.
Baca : BMKG: Hujan Es Turun di Pontianak

Dengan adanya fenomena suhu dingin ekstrim saat ini, otomatis wilayah dataran tinggi akan mempunyai suhu yang dapat melebihi titik beku.

“Suhu dapat dipastikan akan makin rendah, bisa sampai kurang dari 0 derajat celcius. Ini sebabnya embun saja bisa jadi beku pada pagi hari,” jelas Prabowo saat dihubungi Tempo, Rabu, 8 Agustus 2018.

Wilayah dataran tinggi mayoritas banyak dimanfaatkan untuk menanam berbagai macam tanaman seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang notabene banyak mengandung air.

Ketika diterpa suhu dingin yang ekstrim pada malam hari, kandungan air di dalam tanaman-tanaman tersebut akan membeku. Hal ini menyebabkan tanaman akan layu atau bahkan mati pada siang harinya.
Simak :
Anies Menyuruh Disparbud Minta Maaf Soal Tim Pertimbangan Monas

“Ketika kandungan air dalam tanaman membeku, tanaman akan mati atau busuk saat siang hari. Ini yang merugikan dari sisi ekonomi,” tambah Prabowo.

Menurut BMKG, fenomena alam ini diperkirakan baru akan selesai sekitar pertengahan bulan September 2018 nanti. Hal itu bertepatan dengan pergeseran matahari menuju selatan dan melewati garis ekuator.

EDO JUVANO | DA




Berita terkait

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

4 jam lalu

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

BMKG mengingatkan dunia pelayaran, termasuk pengelola kapal nelayan dan kapal ferry, untuk memperhatikan peringatan dini gelombang 2,5 meter.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

9 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

Potensi awan hujan di sekitar bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konvensi.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

10 jam lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

11 jam lalu

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

Cuaca diperkirakan masih cerah berawan pada siang hari, kecuali Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Bibit Siklon 91P, Besaran UKT Kedokteran, Mengaktifkan Kartu Telkomsel Mati

11 jam lalu

Top 3 Tekno: Bibit Siklon 91P, Besaran UKT Kedokteran, Mengaktifkan Kartu Telkomsel Mati

Topik tentang kota-kota besar diprakirakan hujan akibat tiga sirkulasi siklonik dan bibit siklon 91P menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

1 hari lalu

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

1 hari lalu

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

Bibit siklon tropis 91P berdampak hujan sedang hingga lebat dan angin kencang di sekitar wilayah bibit siklon tersebut.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

1 hari lalu

Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

Seluruh wilayah DKI Jakarta diprakirakan cerah berawan pada pagi harinya dan sebagian besar berawan pada siang hari.

Baca Selengkapnya