TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memperkirakan periode musim kemarau di Pulau Jawa pada 2018 akan lebih panjang dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini kemarau datang lebih awal dan selesai lebih lama, yaitu datang pada April dan selesai awal November.
"Sedangkan tahun 2017 periode musim kemarau itu bulan Mei dan selesai di Oktober," ujar Kepala Sub-Bidang Analisis dan Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi, Senin, 6 Agustus 2018.
Baca: Viral Penyebab Suhu Dingin, Ini Pemaparan BMKG Apa Itu Aphelion
Dengan datangnya musim kemarau itu, beberapa wilayah di Pulau Jawa tidak turun hujan sejak beberapa pekan. Jakarta dan sekitarnya, misalnya, sudah lebih dari dua pekan tidak hujan.
Sekali pun turun hujan, kata Adi, biasanya hanya bersifat lokal dan berada di titik-titik tertentu saja. Kondisi itu belum menunjukkan musim hujan telah tiba.
Adi menjelaskan, dampak lain musim kemarau ini berakibat intensitas angin bertiup lebih kencang dan membuat udara terasa kering. "Suhu udara di siang hari akan terasa lebih panas. Sebab, langit bersih dari awan hujan sehingga sinar matahari langsung turun ke bumi," ucapnya.
BMKG memperkirakan musim hujan tiba sekitar November-Desember.