Modus dan Untung Besar, Ini 6 Hal Seputar Calo Tiket Asian Games
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 22 Agustus 2018 19:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan tiket tidak resmi. Begitu polisi menyebut perkara penangkapan terhadap sejumlah orang yang diduga menjadi calo tiket Asian Games 2018. Di tangan para calo itu, harga tiket bisa melonjak berlipat-lipat. Tak sedikit yang menerimanya dan membeli karena ingin memberikan dukungan langsung kepada atlet Indonesia sementara tiket di loket habis.
Baca:
Hari Keempat Asian Games, Calo Tiket Tak Gubris Ancaman Polisi
Tempo mengamati lebih dari sepuluh calo tiket bisa bergentayangan dalam satu kesempatan di sekitaran Pintu 4 dan 5 Gelora Bung Karno Senayan. Ini seperti yang teramati pada Selasa siang hingga sore, 21 Agustus 2018.
“Volinya mau, voli? Badminton juga ada,” kata seorang di antaranya. Yang lain berseru-seru, “Basket, basket.”
Pada Rabu 22 Agustus 2018, situasi di sekitaran Pintu 4 dan 5 GBK tampak berbeda. Praktik calo tampak sepi. Sehari sebelumnya sebanyak tiga orang memang ditangkapi polisi untuk ‘dibina’. Di lokasi lain, di Stadion Patriot Bekasi, penangkapan jauh lebih besar.
Berikut enam hal terkait keberadaan para calo tiket Asian Games,
Baca calo tiket tak bisa dipidana di halaman berikutnya
<!--more-->
1. Tak Bisa Dipidana
Sebanyak lima orang diduga calo tiket telah ditangkap polisi sepanjang empat hari pertama pelaksanaan Asian Games. Seluruhnya akhirnya dilepas kembali karena tidak bisa dijerat pidana. "Pembinaan saja karena belum ada ketentuan pidana yang mengatur," kata Kapolsek Tanah Abang Ajun Komisaris Besar Lukman Cahyono, Selasa 21 Agustus 2018.
2. Panitia Tak Berdaya
Para calo telah berada di Jalan Pintu Satu Senayan sejak pagi. Mereka berada di antrean terdepan saat loket dibuka pada Pukul 08.00 WIB. Satu kelompok, bisa terdiri dari 7-8 orang dan ada lebih dari satu kelompok. “Satu KTP maksimal empat tiket, dan mereka membeli untuk dijual kembali," ujar seorang petugas di loket.
Baca:
Final Badminton Asian Games, Ratusan Orang Mengiba Tambah Tiket
3. Modus Jual Berantai
Seperti yang terungkap dalam penangkapan Selasa 21 Agustus 2018, satu calo membeli lima tiket voli Asian Games 2018 di loket Pintu 5 GBK sekitar pukul 08.00 WIB. Dia membeli dengan harga Rp 75 ribu per tiket yang kemudian dijual lagi esharga Rp 250 ribu per lembar kepada orang lain. Orang kedua ini lalu hendak menjualnya kembali seharga Rp 300 ribu per lembar sebelum kemudian diringkus polisi. Teryata orang kedua ini mengumpulkan tiket dari orang lain juga. Polisi menyita darinya dua lembar tiket dan uang Rp 200 ribu hasil penjualan tiket yang lain.
Baca tips dan mereka yang sudah ditangkap di halaman berikutnya
<!--more-->
4. Keruk Keuntungan
Tiket dijual dari tangan pertama seharga empat kali lipat dari harga di loket. Harganya bisa lebih tinggi lagi ketika tiket dijual lagi dari tangan kedua.
Baca:
Kisah Lucu Tamu Asian Games Tukar Uang Rupiah
5. Tips Hindari
Calon penonton mesti rela datang lebih pagi untuk antre membeli tiket di loket atau on the spot, jika tidak membeli secara online. Harus diingat juga, tiket on the spot hanya untuk menyaksikan pertandingan hari itu. Tidak bisa membeli tiket untuk pertandingan keesokan harinya. Selain itu, pengunjung juga diimbau agar mengunduh aplikasi Asian Games di playstore ponsel android. Di sana ada panduan dan jadwal pertandingan sampai soal pembelian tiket.
6. Mereka Ditangkap dan Dilepas Lagi
-Dua orang ditangkap dengan barang bukti empat lembar tiket badminton dan bola voli pada Senin 20 Agustus 2018.
-Tiga orang lagi ditangkap dengan total bukti empat lembar tiket dan uang tunai Rp 200 ribu
-Sebelumnya, pada Sabtu 18 Agustus, Kepolisian di Bekasi mengumumkan telah menangkap total 15 orang di lingkungan Stadion Patriot Bekasi karena praktik yang sama. Ke-15 orang itu didapati memborong tiket harga Rp 75 ribu lalu menjualnya kembali Rp 150-200 ribu kepada penonton yang tidak kebagian tiket.