Sandiaga Uno meninjau ruangan kerja OKE OCE di Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 9 Desember 2017. Sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswesdan di 44 kecamatan se-DKI Jakarta dijadikan tempat pengaduan warga, sehingga warga tidak perlu jauh-jauh lagi menyambangi Balai Kota. TEMPO/ Naufal Dwihimawan Adjiditho
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Tata Kota Jakarta, Nirwono Joga, meramal bakal ada program lain warisan Sandiaga Uno di DKI yang bakal dimodifikasi bahkan dihentikan Gubernur Anies Baswedan. Dia mengomentari pengumuman Anies Baswedan yang tidak akan menggunakan nama OK OTrip lagi untuk program unggulannya membuat transportasi di Jakarta terintegrasi dalam satu tarif.
Menurut Nirwono, program OK OTrip atau One Karcis One Trip merupakan program yang sejak sejak awal dirancang oleh tim Sandiaga Uno saat menjadi wakil gubernur. “Karena Pak Sandiaga tidak menjabat wakil gubernur lagi, tak heran nama programnya dihapus,” kata Nirwono saat dihubungi, Selasa 2 Oktober 2018.
Penggiat di kelompok Peta Hijau Jakarta ini melihat program yang ditelurkan Sandiaga Uno seperti OK OTrip, OK OCE sampai Rumah DP Nol pun banyak terkendala, bahkan tidak berhasil. Menurutnya, itu sudah cukup alasan bagi Anies Baswedan untuk membuat perubahan.
“Bahkan tidak menutup kemungkinan OK OCE dihentikan, melihat OK OCE Mart ada yang berhenti,” katanya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan, OK OTrip bukan sebatas berubah nama tetapi juga konsep. Menurut Sigit, saat ini perubahan masih dirumuskan di Dishub. Aspek yang dibicarakan antara lain integrasi transportasi umum berbasis jalan dengan rel, jenis kendaraan, dan pelayanan yang terintegrasi.
Pemerintah DKI, akan berkomunikasi dengan instansi terkait, yakni operator kereta mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), bus transjakarta, dan operator bus kecil. "Pokoknya on progress. Percepatan kami lakukan termasuk komunikasi dengan teman-teman yang lain," ujar Sigit.