TEMPO.CO, Depok - Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna mengatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berjanji akan mengembangan Situ Rawa Kalong, Depok, sebagai destinasi pariwisata. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kata Pradi, akan menganggarkan Rp 40 miliar untuk perbaikan infrastruktur.

Baca juga: Ridwan Kamil Janji Bangun Flyover, Depok Minta di 2 Lokasi Ini

“Ini memang menjadi persoalan bagi kita. Setu ini memang tidak bisa dianggarkan dari APBD Kota Depok, tapi oleh pemprov dan pusat,” ujar Pradi kepada Tempo di Depok, Ahad, 14 Oktober 2018.

Menurut Pradi, rencana pengembang Setu Rawa Kalong tidak bisa terealisasi pada tahun 2019. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jabar 2019 telah rampung. “Paling tahun 2020 baru bisa terealisasi,” kata Pradi.

Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Depok berencana mengembangkan kawasan setu sebagai destinasi pariwisata. Kepala Bidang Kebudayaan dan Pengembangan Kepariwisataan Yelis Rosdiana mengatakan yang sudah diincar untuk dikembangkan yakni Setu Jatijajar, Setu Cilodong, dan Setu Pengasinan.

“Itu memang bagus untuk dikembangkan ke bidang pariwisata, tapi tidak menutup yang lainnya” ujar Yelis kepada Tempo, Jumat, 5 Oktober 2018.

Menurut Yelis saat ini Pemerintah Kota Depok sedang mengurus izin pengelolaan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane (BBWSCC). Pengurusan perizinan itu butuh waktu lama.

“Padahal untuk mengembangkan pariwisata situ cocok dengan budaya Depok," ujar Yelis.

Setu yang berada di tengah Kota Depok, kata Yelis, bisa dikembangkan menjadi waterboom city. Apalagi akses beberapa setu mudah dijangkau dari Stasiun Kereta Commuterline. “Nanti bisa dikembangkan becak wisata” ujar Yelis.

Baca juga: Augie Fantinus Jadi Tersangka, Ini Temuan Tempo Soal Calo Tiket

Gubernur Ridwan Kamil mengatakan pihaknya akan membangun jalan menuju tempat pariwisata yang ada di Depok. Ridwan akan menghibahkan dana sebesar Rp 40 miliar untuk merevitalisasi Setu Rawa Kalong dan bus pariwisata. "Di Depok ini banyak danaunya, tapi kurang tertata,” kata Ridwan Kamil, 6 Oktober 2018.