TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan memanfaatkan momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda untuk mensosialisasikan kembali aplikasi Qlue untuk pelaporan kasus narkoba. Sejauh ini aplikasi dianggap tidak termanfaatkan sekalipun memiliki kelebihan mampu merahasiakan identitas pelapor.
"Kami sudah membuka akses pelaporan lewat aplikasi Qlue hampir dua tahun, tapi reaksi masyarakat belum memadai," kata Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Vivick Tjangkung saat ditemui di area pintu 1 Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Selatan.
Sosialisasi mengangkat tema #PemudaSehatAntiNarkoba. Vivick dan jajarannya melakukan sosialisasi itu saat pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor atau Car Free Day, Minggu 28 Oktober 2018.
Dalam sosiasalisasinya, Vivick menekankan bahwa pelaporan via aplikasi Qlue bisa memberi solusi bagi masyarakat yang takut ketika hendak melaporkan dugaan penyalahgunaan narkoba secara langsung atau melalui media sosial. Sebabnya, kata Vivick, identitas pelapor di aplikasi Qlue terjaga.
Masyarakat pada umumnya, kata Vivick, masih merasa takut atau ragu-ragu ketika hendak melaporkan dugaan penyalahgunaan narkoba pada kepolisian. Padahal, kata dia, masalah narkoba sama dengan masalah-masalah kriminal lainnya, bahkan lebih bahaya karena dapat menjadi bom waktu bagi masyarakat Indonesia.
"Jadi mari bersama-sama kita bergandeng tangan, seluruh masyarakat harus menjadi mata dan telinga kami untuk melakukan penindakan," ujar dia.
Vivick meyakinkan bahwa sejak aplikasi Qlue diluncurkan telah melakukan banyak penindakan dugaan penyalahgunaan narkoba. Menurut dia, penindakan sangat efektif jika berangkat dari pelaporan Qlue. “Di kantor kami juga ada room center yang memonitor semua pelaporan yang masuk lewat aplikasi Qlue," tuturnya.
