Kepala Basarnas M. Syaugi (tengah) mengecek barang milik korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang telah dikumpulkan di Pelabuhan JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa, 30 Oktober 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Satu Komandan Regu di Basarnas Special Group, Novry Wulur, membandingkan tragedi pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang dengan AirAsia QZ8501 pada 2014. Kondisi serpihan pesawat dan tubuh korban, kata Novry, sangat berbeda setidaknya hingga hari kedua pencarian Lion Air jatuh selesai dilakukan, Selasa 30 Oktober 2018.
Novry menuturkan terlibat dalam evakuasi korban AirAsia di Selat Karimata selama sepekan. Saat itu dia bisa langsung menemukan bagian-bagian dari pesawat yang jauh besar ketimbang yang sudah ditemukannya di Tanjung Karawang saat ini.
Dia mengatakan, serpihan Lion Air JT 610 lebih kecil daripada AirAsia QZ8501. "AirAsia masih ada yang utuh, pesawatnya maupun tubuh korban, ukurannya lebih besarlah,” katanya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa 30 Oktober 2018.
Sebelumnya, Komandan Basarnas Special Group, Charles Batlajery, menuturkan pencarian hari pertama pesawat Lion Air JT 610 hanya menemukan serpihan dari potongan tubuh manusia, badan pesawat, maupun barang-barang milik korban. Khusus untuk potongan tubuh, Charles mengatakan, “Yang paling besar bagian tengah, perut.”
Puing sayap pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Laut Jawa dievakuasi di Tanjung Priok, Jakarta, 2 Maret 2015. Seluruh penumpang dan awak pesawat yang terbang dari Surabaya menuju Singapura pada 28 Desember 2014 ini dinyatakan tewas. ADEK BERRY/AFP/Getty Images
Pesawat AirAsia QZ8501 terbang dari Surabaya menuju Singapura pada Ahad, 28 Desember 2014. Pesawat yang membawa 162 orang itu jatuh di sekitar Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Sedangkan Lion Air JT 610 jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin, 29 Oktober 2018. Pesawat jenis Boeing 737-8 Max itu hilang kontak pada pukul 06.32 WIB, atau sekitar 12 menit setelah terbang dari Bandara Soekarno-Hatta.
Pesawat dengan registrasi PK-LQP itu dikemudikan oleh pilot Kapten Bhavye Suneja dan kopilot Harvino, serta lima awak kabin. Mereka membawa 181 penumpang menuju Pangkal Pinang, Bangka Belitung.