Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 menangis saat menunggu hasil idenfikasi korban di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa, 30 Oktober 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Kota Pangkal Pinang Dodi Junaedi menjadi satu di antara korban Lion Air jatuh di Tanjung Karawang, Senin 29 Oktober 2018. Sejumlah rekan mengenangnya sebagai figur yang bersemangat dan suka menolong.
“Orangnya baik dan yang tidak terlupakan adalah semangat dia saat menggalang bantuan untuk korban gempa Palu,” kata Tika Suhertika, juga seorang jaksa, ketika ditemui di rumah duka di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa 30 Oktober 2018.
Tika menjadi satu di antara sejumlah teman sekelas Dodi saat pendidikan kejaksaan 2004 yang datang ke rumah duka. Mereka, menurut Tika, terpukul dan sangat sedih atas peristiwa yang dialami Dodi. “Orangnya sangat ramah, baik ke semua orang dan jiwa penolongnya luar biasa," kata Tika menambahkan.
Tim Basarnas temukan seragam pramugari di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. TEMPO/Ryan Dwiky Anggriawan
Muhamad Sidik, ayah Dodi, mengatakan putranya itu sempat bekerja sebagai advokat selepas lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1997. Sang ibu yang lalu mendorong Dodi mendaftar CPNS di kejaksaan.
Sampai saat ini, lanjut Sidik, Dodi sudah mengabdi di Kejaksaan selama kurang lebih 18 tahun. Dodi meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Selama ini mereka tinggal bersama Sidik.