Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 601 rute Jakarta - Pangkalpinang mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu 31 Oktober 2017. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Tangerang - Keluarga Herjuno Harpito, korban Lion Air jatuh, memilih menutup diri dari liputan media. Mereka enggan memberi kisah tentang Herjuno karena masih yakin yang bersangkutan selamat dan akan pulang .
“Ada harapan besar meski istri dan anaknya syok. Mereka belum mau bertemu media,” kata Mei yang menyebut diri sebagai adik Herjuno, Rabu 31 Oktober 2018.
Pada hari itu kerabat berkumpul di rumah Herjuno di Jalan Bougenville II Perumahan Harapan Kita Kelurahan Bencongan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Termasuk para siswa sebuah SMA, teman dari Safira, anak tunggal Herjuno.
Pendiri Lion Air, Bapak Rusdi Kirana kunjungi dan menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang berada di pusat krisis, Hotel Ibis, Cawang. instagram.com/lionairgroup
Keluarga itu juga memilih tidak mendatangi Crisis Center yang didirikan Lion Air. Crisis Center sebagai posko informasi disebar di tiga lokasi: Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma, dan RS Polri Kramatjati.
“Sudah diurus kantor, mohon maaf belum bisa bercerita banyak, kami berharap besar masih selamat,"katanya.
Herjuno Darpito dalam manifes penerbangan Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang tertulis nama Herju Herjuno. Pegawai PT Pelindo ini termasuk di antara 181 penumpang dan 7 awak dalam Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Senin 29 Oktober 2018.
Pesawat jatuh tak lama usai lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkal Pinang. Tim evakuasi pada hari ketiga pencarian telah menangkap sinyal lokasi pesawat di kedalaman laut 32 meter.