Kopilot Lion Air Punya Lisensi Max8, Harusnya Terbang ke Malang
Reporter
Muhammad Kurnianto (Kontributor)
Editor
Untung Widyanto
Jumat, 2 November 2018 20:31 WIB
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Kopilot pesawat Lion Air JT 610 Harvino rute Bandara Soekarno-Hatta ke Pangkal Pinang, seharusnya menjadi pilot untuk pesawat rute Bandara Soekarno-Hatta ke Malang.
Baca juga: Kata Kakaknya Soal Kopilot Lion Air JT 610 Punya Banyak Anak Asuh
"Setahu saya beliau itu terbang ke Malang, karena temannya yang ke Pangkal Pinang belum punya lisensi untuk menerbangkan Boeing 737 Max8 maka ditukar penerbangannya," kata Yelal F, pada Jumat 2 November 2018. Yelal adalah teman Harvino saat menempuh pendidikan di sekolah penerbangan Avindo.
Menurut Yelal untuk menerbangkan pesawat Max8 harus mempunyai rating (lisensi untuk menerbangkan pesawat) karena Max8 adalah pesawat jenis baru.
"Jadi ini pesawat baru, belum satu tahun jadi belum semuanya punya (rating). Ada beberapa yang sudah di training, jadi apabila pilot belum punya rating Max8 dan harus mengemudikan Max8 jadwalnya di tukar-tukar," ungkapnya.
Yelal mengatakan bahwa Harvino mempunyai rating pesawat Boeing tipe Max8 dan NG, sedangkan kopilot yang seharusnya menerbangkan ke Pangkal Pinang hanya mempunyai rating NG.
"Jadi pesawat yang ke Pangkal Pinang pada Senin pagi yang dibawa oleh mas Harvino pada saat itu adalah tipe Max8 dan yang ke Malang itu tipe NG," ungkapnya.
Yelal menjelaskan jumlah pilot Lion Air yang mempunyai rating Max8 sekitar 60 persen, sisanya belum memiliki dan harus ditraining kembali.
Simak juga: Cerita Kopilot Lion Air Jatuh, Sakit Gigi Tapi Tetap Terbang
Menurutnya, kadang-kadang jadwalnya harus pakai pesawat Max8 tapi belum punya rating. “Ya jadi harus diganti pilotnya," katanya menjelaskan soal Harvino, kopilot pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang.