Pembunuhan Sekeluarga di Bekasi, Masalah Uang dan Mobil?
Reporter
Adi Warsono (Kontributor)
Editor
Ali Anwar
Rabu, 14 November 2018 05:30 WIB
TEMPO.CO, Bekasi – Pembunuhan terhadap satu keluarga di Jalan Bojong Nangka 2 RT 2 RW 7, Kelurahan Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, masih teka-teki. Polisi berupaya mengungkap pelaku dan motifnya.
Baca juga: Pembunuhan Sadis di Bekasi, Satu Keluarga Tewas Dibantai
Empat orang korban pembunuhan adalah Diperum Nainggolan, 38 tahun, dan istrinya, Maya Ambarita (37), serta dua anaknya, Sarah (9), dan Arya (7). Jenazah para korban diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramajati, Jakarta Timur.
Kasus pembunuhan pelan-pelan mulai terkuak. Kemarin, seorang warga bernama Lita (29) mengatakan, sempat berinteraksi dengan satu orang korban, Maya Ambarita, pada Senin, 12 November 2018, pukul 16.30 WIB.
Lita ketika itu sedang berbelanja kebutuhan pokok di warung kelontong sekaligus menjadi tempat tinggal korban. "Suaminya sedang menelepon, tapi tidak tahu siapa yang ditelepon," kata Lita di lokasi, Selasa, 13 November 2018.
Lita tak faham yang dibicarakan Nainggolan dengan lawan bicaranya, karena menggunakan bahasa daerah. Namun, dalam percakapan itu, Nainggolan menurut dia, menyinggung soal uang dan mobil dengan nada tinggi. "Suara teleponnya di-loudspeaker, jadi kedengaran," ujar Lita.
Lita sempat mengkonfirmasi perihal marahnya Nainggolan dengan lawan bicaranta di sambungan telepon itu kepada Maya. Namun, Maya justru meminta tak ikut mencampuri urusan tersebut.
Karena itu, Lita pergi setelah berbelanja di warung milik korban. "Saya nggak lama, cuma lima menit," ujar Lita. Lita tak menyangka interaksinya itu menjadi pertemuan terakhir dengan korban.
Apalagi, ketika ditemukan, pakaian yang dikenakan oleh Nainggolan masih sama seperti ketika dipakai pada sore kemarin. "Kaus hitam, celana ungu," ujar Lita.
Kepala Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Indarto mengatakan, hasil penyelidikan sementara berdasarkan olah tempat kejadian perkara tak didapati barang berharga milik korban yang hilang.
Karena itu, motif cenderung bukan karena ekonomi. "Kami masih mengkaji berbagai kemungkinan motifnya," kata Indarto.
Saat ditemukan sudah tak bernyawa, Diperum dan istrinya di ruang keluarga bagian tengah dengan luka senjata tajam di leher, sedangkan anaknya ditemukan di kamar, diduga tewas akibat dibekap.
Baca juga: Satu Keluarga Tewas, Orang Tua Dibacok dan Dua Anaknya Dibekap
Orang yang pertama kali menemukan korban tewas adalah Feby Lofa ketika berangkat kerja pukul 06.30 WIB. Feby memberanikan diri melongok ke dalam rumah melalui jendela, sebab tak terlihat aktivitas meskipun hari sudah terang. Sementara, televisi di rumah itu masih menyela.
Feby terkejut melihat suami istri itu tergelatak bersimbah darah. Sebetulnya Feby sudah curiga sejak pukul 03.00 WIB. Sebab, melihat bahwa gerbang komplek rumah kontrakan yang dijaga korban masih terbuka, sedangkan ia mendengar televisi masih menyala. Feby sempat memanggil dan menelepon, tapi tak mendapatkan respon. Belakangan dia tahu sekeluarha itu menjadi korban pembunuhan.