Tersangka dugaan pemerasan dan pencucian uang Rosario Marshal alias Hercules berada di dalam mobil saat dibawa untuk dipindahkan ke LP Cipinang di Polda Metro Jaya, Jakarta, (21/11). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menceritakan pengalamannya bertemu Hercules Rosario Marshal sebelum pemimpin kelompok preman itu ditangkap polisi.
Hingga kini, Sandiaga mengatakan belum menerima informasi terkait penangkapan Hercules yang ditahan di Polres Jakarta Barat.
"Tentunya kita negara hukum, pak Prabowo dan saya banyak teman. Waktu saya mau berangkat ke Malang tiga minggu yang lalu ketemu di airport, kami berpelukan, ada fotonya malah," kata Sandiaga Uno di Jakarta Selatan, Kamis 22 November 2018.
Sandiaga mengatakan seandainya aparat kepolisian menilai ada pelanggaran hukum yang dilakukan Hercules, maka dia harus jalani proses hukum tersebut.
Ketua umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (Grib) sayap dari partai Gerindra Hercules Rosario. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Tindak pidana yang dilakukan Hercules kali ini terkait penangkapan 23 preman yang menguasai lahan bersertifikat. Kelompok preman di bawah Hercules diduga juga melakukan intimidasi terhadap pemilik lahan di Kalideres Jakarta Barat pada Selasa 6 November 2018.
"Prabowo-Sandi, kami memastikan bahwa ingin menegakkan hukum seadil-adilnya. Karena dia teman Prabowo-Sandi terus dia dihukum, terus karena dia temannya presiden atau kiai Ma'ruf, jangan sampai seperti itu," kata cawapres pasangan Prabowo Subianto ini.
Hercules dikenal memiliki kedekatan dengan Prabowo saat di Timor Timur dahulu. Bahkan Hercules sempat terlibat aktif dengan kegiatan politik melalui GRIB, organisasi underbow Gerindra.
Sandiaga Uno mengatakan kalau memang betul ada indikasi dari aparat kepolisian merasa penting menahan Hercules, maka dia menyerahkannya ke proses hukum. "Kami tidak ingin mengomentari proses hukum, biarkan. Dan tentunya proses hukum itu berjalan sesuai koridor hukum," kata Sandiaga.