TEMPO.CO, Jakarta -Tiga hari menjelang akhir tahun 2018, serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD DKI Jakarta baru sebesar 77,6 persen. Jumlah itu masih kurang sekitar 10 persen dari target awal.

Menurut data yang terlihat di laman publik.bapedadki.net pada Jumat 12 Desember 2018 pukul 14.00, dari alokasi APBD sebesar Rp75 triliun, Pemprov DKI baru menyerap anggaran sebesar Rp 58,2 triliun. Artinya, APBD DKI 2018 masih bersisa sekitar Rp 17 triliun.

Baca : Kemendagri Tolak Pendanaan untuk Kompleks TNI di APBD DKI 2018

Jika hingga tutup tahun nanti jumlah serapan itu tak berubah, artinya Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) APBD DKI 2018 akan mengalahkan SILPA APBD DKI 2017 yang besarannya Rp 12 triliun. Selain itu, serapan anggaran tahun ini akan lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 83,83 persen.

Sebelumnya, menanggapi rendahnya serapan anggaran APBD DKI 2018, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tetap optimistis dapat mencapai target pada akhir tahun nanti, yakni 87 persen.

Anies menerangkan, dari segi pembayaran, APBD 2018 memang baru terserap sekitar 70 persen. Namun, menurutnya, bila dilihat dari segi pelaksanaan progresnya sudah lebih dari 70 persen. Adanya gap persentase penyerapan itu, karena proses pembayaran proyek cukup panjang.
Simak juga :
Beda Serapan Anggaran APBD DKI di Era Anies, Ahok, Jokowi

"70 sekian persen itu kan pembayaran, saya mengukur dari pelaksanaan, nah pelaksaannya sudah, sekarang pembayarannya yang sedang berlangsung. Karena itu insyaallah yakin (mencapai target)," ujar Anies di Cipinang, Jakarta Timur.

Dari data di laman publik.bapedadki.net, dua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang memiliki serapan APBD DKI terendah adalah Dinas Sumber Daya Air (SDA) sebesar 52 persen dan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 64 persen. Sedangkan SKPD dengan serapan tertinggi adalah Biro Pendidikan Mental dan Spiritual dengan 97,48 persen.