Dugaan Pemerkosaan, Sekretaris Pejabat BPJS Kirim Surat ke Jokowi

Editor

Suseno

Sabtu, 29 Desember 2018 10:03 WIB

ilustrasi : arizona.edu

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan sekretaris seorang pejabat BPJS Ketenagakerjaan, RA, 27 tahun, mengaku telah diperkosa oleh atasnya. Pemerkosaan itu paling tidak terjadi empat kali sepanjang September 2016 hingga 16 Juli 2018. RA mengungkapkan skandal itu kepada wartawan di kantor Saiful Mujani Research and Consulting, Cikini, Jakarta pada Jumat, 28 Desember 2018.

Baca: Mengaku Diperkosa Pejabat BPJS, Eks Sekretaris Mencoba Bunuh Diri

Menurut RA, atasan yang ia maksud adalah Syafri Adnan Baharuddin, anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan. Ia telah melaporkan Syafri ke Dewan Jaminan Sosial Negara (DJSN). Ia berharap DJSN merekomendasikan kepada Presiden Joko Widodo untuk memecat Syafri. "Saya juga sudah mengirim surat kepada Presiden Jokowi," kata RA.

RA menambahkan, dalam surat kepada Jokowi, ia memohon kepada presiden agar segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual. “Supaya tidak ada lagi korban seperti saya,” katanya. "Itu saya tulis di poin kedua, poin pertama agar Syafri dipecat."

RA mengatakan, sebelumnya dia pernah melaporkan kasus ini ke Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, tapi tidak mendapat tanggapan. Dia sempat putus asa dan berniat bunuh diri. Berkat nasihat seorang teman, niat itu tidak jadi dilakukan.

RA memilih membongkar perbuatan bejat mantan atasannya itu. Karenanya, RA mengunggah salinan percakapannya dengan Syafri di aplikasi WhatsApp. Tindakan RA membuat Syafri berang. Syafri mengirimkan dua surat somasi kepada RA, yaitu pada 18 dan 25 Desember 2018. Dalam somasi itu Syafri mendesak RA untuk meminta maaf atas unggahan percakapan tersebut.

RA tidak menanggapi somasi itu. Dia menyerahkan langkah hukum kepada tim pengacara untuk melaporkan dugaan pemerkosaan ini ke polisi.

Ade Armando yang turut mendampingi RA mengatakan, setelah melapor ke DJSN, RA sebenarnya sedang menunggu jawaban dari Presiden Jokowi. "Tiba-tiba muncul dua kali surat somasi," kata Ade.

Advertising
Advertising

Seiring dengan datangnya surat somasi itu, kata Ade, beredar pula rumor yang menyerang RA. RA disebut-sebut suka main-main dengan pejabat. “Muncul blaming victim. Jadi RA disebut jahat karena tidak bisa lagi memeras pejabat akhirnya menyebar isu pemerkosaan,” kata dia.

Syafri Adnan Baharuddin tak bersedia memberi tanggapan atas tuduhan pemerkosaan yang dilontarkan mantan sekretaris pribadinya itu. Lewat aplikasi percakapan, hanya menjawab, "Kita tunggu proses hukum saja," kata Syafri.

Baca: Skandal Seks Pejabatnya, Ini Pernyataan BPJS Ketenagakerjaan

Syarif adalah satu dari tujuh anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan saat ini. Ia pernah menjadi Auditor BPK RI untuk APBN (2007-2012), Duta Besar Indonesia untuk WTO (2012-2014), Staf Ahli Kementerian Keuangan (2015-2016), Dosen di FE UI, Dosen di STAN.

MIS FRANSISKA DEWI | SSN

Berita terkait

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

10 jam lalu

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

Nimas Sabella, wanita asal Surabaya, selama 10 tahun diteror pria yang terobsesi dengannya. Kisahnya viral di media sosial

Baca Selengkapnya

KSBSI Tegas Tolak DPLK dan DPPK Kelola Dana JHT dan JP Milik Pekerja

1 hari lalu

KSBSI Tegas Tolak DPLK dan DPPK Kelola Dana JHT dan JP Milik Pekerja

Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) secara tegas menolak wacana pemerintah yang membuka peluang bagi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) untuk mengelola dana Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) milik pekerja.

Baca Selengkapnya

BPJS Ketenagakerjaan Terima Penghargaan Grab

1 hari lalu

BPJS Ketenagakerjaan Terima Penghargaan Grab

BPJS Ketenagakerjaan raih penghargaan Best Nation Wide Collaboration pada ajang Grab Business Forum 2024 yang diselenggarakan oleh Grab Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kasus Pembunuhan V dan E di Cirebon 2016, Mabes Polri Beri Arahan untuk Polda Jawa Barat

1 hari lalu

Kasus Pembunuhan V dan E di Cirebon 2016, Mabes Polri Beri Arahan untuk Polda Jawa Barat

Kasus pembunuhan sepasang kekasih VDA dan RR alias E di Cirebon kembali viral seiring kontroversi film Vina: Sebelum 7 Hari

Baca Selengkapnya

BPJS Ketenagakerjaan Jamin Biaya Perawatan Petugas Jatuh dari Pintu Pesawat

1 hari lalu

BPJS Ketenagakerjaan Jamin Biaya Perawatan Petugas Jatuh dari Pintu Pesawat

Sebuah video yang menunjukkan seorang petugas bandara terjatuh dari tangga pesawat, viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Pastikan Pekerja Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan, Pj Gubernur Aceh Terbitkan Qanun

2 hari lalu

Pastikan Pekerja Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan, Pj Gubernur Aceh Terbitkan Qanun

Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, mendukung penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi seluruh pekerja di wilayah Pemerintah Aceh, dengan menerbitkan Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2024 tentang Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

2 hari lalu

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

Selain kasus bayi diperkosa, pria Brasil ini juga sedang menghadapi penyelidikan atas percobaan pemerkosaan terhadap seorang remaja

Baca Selengkapnya

5 Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan 2024 Secara Mudah

3 hari lalu

5 Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan 2024 Secara Mudah

Ada beberapa cara melihat saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan yang mudah melalui situs web, aplikasi JMO, contact center, hingga SMS.

Baca Selengkapnya

5 Cara Cek Status BPJS Ketenagakerjaan 2024, Bisa Secara Online

4 hari lalu

5 Cara Cek Status BPJS Ketenagakerjaan 2024, Bisa Secara Online

Ada beberapa cara melihat status dan nomor kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan melalui situs web, aplikasi JMO, contact center, hingga SMS.

Baca Selengkapnya

Ramai Film Vina, Polda Jabar Masih Cari Pelaku Pembunuhan di Cirebon yang Buron

6 hari lalu

Ramai Film Vina, Polda Jabar Masih Cari Pelaku Pembunuhan di Cirebon yang Buron

Pembunuhan Vina di Cirebon pada 2016 silam, Polisi hingga saat ini masih mencari 3 pelaku yang masih berstatus DPO.

Baca Selengkapnya