Beda Versi Pejabat BPJS dan Eks Sekretaris Soal Niat Bunuh Diri
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 1 Januari 2019 08:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan, Syafri Adnan Baharuddin, membenarkan kronologis eks sekretaris pribadinya, RA (27), yang pernah berniat bunuh diri. Namun, versi Syafri, niat bunuh diri tidak jelas latar belakangnya.
Baca:
Skandal Seks Pejabat BPJS, Eks Sekretaris Mencoba Bunuh Diri
Syafri bahkan mengatakan kalau dirinya yang menjadi 'pahlawan' karena berhasil membuat RA mengurungkan niatnya. Dalam keterangan yang disampaikannya Minggu 30 Desember 2018, Syafri yang juga mantan Duta Besar Indonesia untuk WTO itu mengisahkan baru saja mendarat kembali di Jakarta usai perjalanan dinas ketika dikabari orang tua RA.
Syafri menuturkan langsung menuju rumah yang bersangkutan sehingga sang sekretaris pribadi pun berhasil diselamatkan. "Saya sebagai atasan dan orang tua justru membantu, jadi jangan dibelok-belokkan," katanya di antara pernyataannya pada hari itu.
Syafri menepis versi RA kalau niat bunuh diri akibat serangkaian pelecehan seksual dan pemerkosaan yang dilakukannya terhadap perempuan pemilik rambut hitam lurus dan panjang itu. Dia menganggap tuduhan itu sebagai fitnah dalam 40 tahun karirnya mengabdi negara.
Baca berita sebelumnya:
Dua Alasan Eks Sekretaris Pejabat BPJS Tunda Laporan ke Polisi
Menyatakan selalu mencoba bersikap baik kepada setiap asistennya, Syafri menambahkan, "Saya ini juga punya keluarga, punya istri, dan anak-anak."
Sebelumnya, dalam penuturan terpisah, RA mengaku menjadi korban pelecehan seksual dan bahkan pemerkosaan Syafri. Peristiwa itu terjadi selama dua tahun dia ditugaskan sebagai sekretaris pribadi pria berusia 59 tahun itu.
<!--more-->
Hingga pada 2 November 2018 dia mengaku betul-betul merasa putus asa. "Saya ingin mereka yang menzalimi saya tahu bahwa saya mengakhiri hidup karena apa yang mereka lakukan," kata RA pada Jumat 28 Desember 2018.
Baca berita sebelumnya:
Skandal Seks Pejabat BPJS, Pengacara ke RA: Kenapa Baru Sekarang?
RA mengaku hendak bunuh diri sebagai bentuk protes karena tak ada seorang pun yang peduli terhadapnya. "Saya merasa sudah melakukan segenap hal yang bisa saya lakukan, tapi tidak ada sedikit pun titik cerah. Tidak ada orang yang bisa membantu saya."
Niat bunuh diri akhirnya memang bisa dihindari. Tapi, versi RA, bukan karena Syafri. Yang datang kepadanya adalah seorang rekan kerja. Temannya itu yang meyakinkan kalau bunuh diri adalah kesia-siaan karena sementara dia mati, orang yang telah membuat hidupnya menderita akan terus melanjutkan petualangannya.
"Ketika itulah saya merasa memperoleh kesempatan kedua dalam hidup saya," kata RA.
Baca:
Mantan Sekretaris Pribadi Beberkan Skandal Seks Pejabat di BPJS
Mahasiswi program pasca sarjana itu lalu memutuskan terus bertahan dengan cara menghindari Syafri. Dia melepas seluruh bantuan ekonomi yang pernah didapatnya. "Bahkan ketika saya melakukan perjalanan dinas saya dengannya, saya menghindar."
RA juga akhirnya membeberkan perlakuan yang diterimanya dengan cara megunggah sejumlah percakapannya dengan Syafri ke media sosial. Tindakan ini berujung somasi yang juga diakui Syafri dalam keterangannya Minggu lalu, dan akhirnya RA menjalani skorsing dari BPJS Ketenagakerjaan.