Kenapa Bupati Bogor Mengaku Persoalan Macet Belum Prioritas?

Kamis, 10 Januari 2019 16:05 WIB

Foto aerial suasana kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jumat, 23 November 2018. Proyek tersebut antara lain pembangunan jalan tol layang, LRT dan kereta api cepat Jakarta-Bandung. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Bogor -Pemerintah Kabupaten Bogor mengaku persoalan transportasi belum terlalu membutuhkan perhatian, diantaranya soal macet. Sehingga belum menjadikan sektor ini sebagai salah satu program utama dalam perencanaan pembangunan daerah

Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan, selama periode kepemimpinannya, dirinya masih berfokus pada infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. “Selama ini, masyarakat belum komplain sih soal angkot. Saya fokusnya infrastruktur, karena kami banyak dikomplain masyarakat karena jalan rusak, macet dan sebagainya,” kata Ade saat ditemui di ruangannya.
Baca : Macet, Pemerintah Bahas Penyederhanaan Transportasi

Hal ini berbanding terbalik dengan rencana pemerintah pusat yang ingin memperbaiki sistem transportasi umum sebagai solusi kemacetan.

Pada rapat terbatas, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menugaskan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk mengkoordinir antara pemerintah provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan pemerintah pusat terkait pengintegrasian transportasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Terpisah, Kepala Seksi Multi Moda Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Hedi Heryadi mengatakan, rencana pengintegrasian angkutan yang masuk dalam Perpres No. 55 tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek tahun 2018-2029 ini mewajibkan Pemerintah Daerah menata trayek angkutan dalam kota dalam rangka perwujudan angkutan terintegrasi.

Advertising
Advertising

“Namun di anggaran tahun 2019 ini, belum ada anggaran yang dikhususkan untuk membenahi sektor transportasi,” kata Hedi.

Meski begitu, Hedi mengatakan, pihaknya akan melakukan enam poin yang menjadi fokus dalam RITJ tersebut.

Keenam poin tersebut antara lain, Pergerakan orang dengan angkutan umum harus mencapai 60 persen, Setiap daerah harus punya feedeer yang terigetrasi, Rata-rata kecepatan minimal 30 km/perjam pada jam puncak, Perpindahan moda maksimal 3 kali, Akses masyarakat menuju angkutan umum maksimal 500 meter, dan cakupan pelayanan angkutan umum harus 80 persen.

“Rencana terdekat mungkin akan mengubah angkutan yang sudah ada menjadi feedeer untuk menuju LRT yang masih menuju tahap pembangunan di Kabupaten Bogor,” kata Hedi.

Hedi mengatakan, kesulitan utama dalam hal melakukan pengintegrasian angkutan ini adalah anggaran.

“RITJ ini kan menggunakan dua sumber anggaran yakni APBN dan APBD, sehingga harus disesuaikan juga dengan renstra Kabupaten Bogor untuk menyesuaikan APBD,” kata Hedi.
Simak pula :
Harapan Warga ke Bupati Bogor Baru: Dari Soal Macet Hingga Lahan

Sementara itu, dalam rapat terbatas Selasa 8 Januari 2018, Jokowi mengeluhkan kemacetan yang terus terjadi di Jabodetabek hingga membuat negara rugi puluhan triliun setiap tahun.

"Saya hanya membayangkan hitungan Bappenas yang saya terima, setiap tahun kita kehilangan Rp 65 triliun di Jabodetabek gara-gara jalanan macet," tuturnya. Jokowi meminta pengelolaan moda transportasi di Jabodetabek ke depan harus lebih baik.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

2 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

2 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

2 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

3 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

3 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

3 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

4 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

6 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

7 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya