Jembatan penyeberangan orang atau JPO Senayan dengan desain kekinian yang pengerjaannya hampir selesai pada Minggu, 13 Januari 2019. TEMPO/M Julnis Firmansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan punya alasan mengapa Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan trotoar di DKI Jakarta harus tampak artistik.
"Mengapa JPO, trotoar itu harus dibangun dengan artistik, karena kita ingin jalan kaki semata-mata dipandang sebagai perjalanan pengalaman," ujar Anies di Jakarta, Senin 14 Januari 2019.
Beberapa waktu lalu, Anies telah mengecek dua proyek revitalisasi JPO Bundaran Senayan dan JPO Gelora Bung Karno. Dua JPO tersebut memiliki desain arsitektur unik dan berbeda dibanding desain JPO lain sehingga dijuluki JPO kekinian.
Anies mengatakan bahwa dirinya mengecek ketinggian jembatan yang bakal dirasakan pejalan kaki sebagai pengalaman unik dari dua JPO berdesain unik tersebut.
"Jalan kaki dipandang sebagai pengalaman, setiap waktu orang melewati, mengalami unik yang berbeda. Nah desainnya harus memastikan bahwa itu terintegrasi dengan suasana yg ada di sekitarnya," imbuh Anies.
Hingga saat ini, proses revitalisasi JPO Bundaran Senayan dengan JPO Gelora Bung Karno Jakarta Pusat masih terus berlangsung.
Tak hanya mengecek ketinggian JPO, Anies juga memantau pengaruh cuaca dan waktu untuk merasakan kendala yang kan dihadapi pejalan kaki di atas JPO. "Kemarin kita ngecek pada saat hujan, saat sore, pagi, saya ajak mereka untuk merasakan sendiri. Beda tidak ketinggian-ketinggiannya. Kalau progres, tanya kepada pelaksana, kendala utamanya pada hujan, ujar Anies Baswedan.