Selain ERP, Ini Strategi Dishub DKI Galakkan Transportasi Umum

Kamis, 17 Januari 2019 19:58 WIB

Sejumlah kendaraan bermotor melintas di gerbang Electronic Road Pricing (ERP) saat uji coba di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin, 12 November 2018.Kementerian Perhubungan berencana memberlakukan kebijakan Electronic Road Pricing (ERP) alias jalan berbayar guna mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum atau publik. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko mengatakan pihaknya tengah menyiapkan push and pull factor agar masyarakat pindah ke transportasi umum, selain dengan jalan berbayar alias electronic road pricing (ERP).

"(Agar masyarakat berpindah ke angkutan unum) enggak mutlak diselesaikan dengan ERP ya. Banyak tadi yang kami bicara bagian dari push and pull itu sendiri," kata Sigit di Balai Kota, Kamis, 17 Januari 2019.
Baca : Alasan Anies Baswedan Minta Fatwa Kejaksaan Agung Soal ERP

Salah satu cara agar masyarakat berpindah ialah dengan menaikkan tarif parkir di sekitar Sudirman - Thamrin. Tarif tinggi itu, menurut Sigit, akan menjadi push and pull factor masyarakat berpindah ke angkutan umum.

Selain itu, Sigit menjelaskan peningkatan pelayanan transportasi umum akan menjadi kunci masyarakat beralih dari kendaraan pribadinya.

"Sekarang adalah bagaimana kami bisa speed up layanan umum terintegrasi, itu yang paling penting sebetulnya," kata dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan ERP tak lagi sebagai proyek prioritas. Alasannya, Anies ingin lebih mementingkan penambahan armada transportasi umum ketimbang merampungkan ERP.

Advertising
Advertising

Pernyataan Anies tersebut mendapat berbagai komentar dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta dan pengamat transportasi.

Ketua Komisi B DPRD Jakarta Abdurahman Suhaimi menyatakan dukungan ya terhadap keputusan Anies. Bahkan, ia menyarankan kepada Pemprov DKI untuk meniadakan proyek tersebut karena dinilai akan membebani masyarakat.

Pandangan lain soal ERP disampaikan oleh Pengamat transportasi Yayat Supriyatna. Iamenyayangkan sikap Anies Baswedan tersebut, karena menurutnya ERP memiliki dampak yang lebih ampuh dari pada kebijakan pembatasan kendaraan seperti 3 in 1 dan ganjil-genap.

"ERP itu push and pull factor orang akhirnya mau pindah ke transportasi massal. Kalau ga dipaksa, kapan masyarakat mau pindah ke transportasi umum?" kata Yayat lagi.
Simak pula :
Ketua DPRD DKI Sebut Proyek ERP Harus Menjadi Prioritas

Yayat menyarankan kepada Anies untuk membuat kebijakan pengganti yang lebih tegas, jika ingin meniadakan program itu.

Sebab menurut Yayat, terkait ERP, jika tak ada kebijakan yang bersifat memaksa masyarakat berpindah moda, maka transportasi umum yang sudah baik tak akan maksimal penggunaannya. "Bikin kebijakan lain, misalnya bikin tarif parkir jadi Rp 50 ribu per jam," kata dia.

Berita terkait

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

4 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

5 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

5 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

6 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

7 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

10 hari lalu

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.

Baca Selengkapnya

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

12 hari lalu

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

13 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

BMKG: Jakarta Selatan dan Timur Berpotensi Hujan dan Angin Kencang pada Senin Sore

15 hari lalu

BMKG: Jakarta Selatan dan Timur Berpotensi Hujan dan Angin Kencang pada Senin Sore

BMKG memprakirakan seluruh wilayah DKI Jakarta berawan pada pagi hari.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Jakarta Berawan Minggu Pagi, Jaksel Hujan Disertai Petir Siang Hari

16 hari lalu

BMKG Prakirakan Jakarta Berawan Minggu Pagi, Jaksel Hujan Disertai Petir Siang Hari

Pada pagi hari, cuaca seluruh wilayah DKI Jakarta diprediksi berawan.

Baca Selengkapnya