Polda Metro Terima Visum Pegawai KPK Korban Penganiayaan, lalu ..

Jumat, 8 Februari 2019 04:14 WIB

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono (kanan) memberikan keterangan pers terkait penangkapan tersangka berinisial MIK penyebar hoax surat suara tercoblos di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 11 Desember 2019. Polisi berhasil menyita beberapa barang bukti dari pelaku seperti ponsel dan satu lembar capture Twitter. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta -Penyidik Kepolisian Daerah atau Polda Metro Jaya telah menerima visum pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diduga menjadi korban penganiayaan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan polisi tengah membaca visum untuk kepentingan penyidikan.

Baca : Polisi Agendakan Pemeriksaan Pegawai KPK Korban Penganiayaan


"Visum sudah dikirim ke penyidik dan digunakan untuk kelengkapan berkas," kata Argo saat ditemui wartawan di Polda Metro Jaya pada Kamis, 7 Februari 2019.

Hasil visum ini akan digunakan polisi untuk pedoman pemeriksaan. Selain itu, kata Argo, untuk menguatkan berkas dokumen yang bakal digunakan di sidang pengadilan.

Seorang korban penganiayaan yang merupakan penyidik komisi anti-rasuah sempat dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami luka di wajah dan kepala. Seorang pegawai KPK lainnya, yang turut menjadi korban, diamankan di Polda Metro Jaya pada hari yang sama saat penganiayaan terjadi.

Keributan tersebut mulanya terjadi seusai rapat di Hotel Borobudur digelar. Rapat dihelat antara pemerintah provinsi dan DPRD Papua untuk membahas anggaran pendapatan dan belanja daerah 2019. KPK menyambangi rapat itu karena ada laporan dari masyarakat terkait indikasi korupsi.

Alih-alih menjalankan tugas dengan mulus, kedua pegawai KPK malah dianiaya. Berkaitan dengan tragedi penganiayaan, Polda Metro Jaya pun telah memeriksa saksi. Pada Kamis ini, penyidik menghadirkan lima saksi.

Simak juga :

Dugaan Penganiayaan, Polisi Batal Periksa 2 Pegawai KPK Hari Ini

Advertising
Advertising

Tiga saksi ialah pihak keamanan hotel. Kemudian, satu orang merupakan pegawai kamera pengintai atau CCTV, dan seorang lainnya ialah resepsionis. "Saat ini, CCTV telah kirim ke laboratorium forensik untuk dianalisis," ucap Argo.

Dalam agenda memeriksa saksi kasus penganiayaan itu, penyidik menggunakan hasil visum sebagai berkas. Selain itu, polisi memakai metode induktif dari pemeriksaan saksi, barang bukti, dan bukti petunjuk.

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

7 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

9 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

11 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

12 jam lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

17 jam lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

1 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

1 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

1 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya