Pengambilalihan Pengelolaan Air Jakarta, PAM Jaya Usulkan Hal Ini

Rabu, 13 Februari 2019 09:19 WIB

Pengunjung mengambil air saat peresmian fasilitas air siap minum (drinking fountain) oleh PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu, 7 November 2018. Pembangunan drinking fountain ini juga dapat melengkapi fasilitas pendukung museum dari segi akses air minum yang sehat dan bersih bagi pengunjung. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya) Haryo Tienmar meminta PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta (Aetra) duduk bersama membicarakan langkah pengambilalihan pengelolaan air Jakarta.

Menurut Haryo, dua operator swasta itu harus menyadari bahwa rencana pemerintah DKI untuk mengambil alih pengelolaan air tersebut semata-mata untuk meningkatkan pelayanan air bersih bagi warga Ibu Kota. “Kami harap mitra menyadari hal itu,” ujar Haryo kepada Tempo pada Rabu, 13 Februari 2019.

Baca: Ambil Alih Pengelolaan Air Jakarta, Anies Serahkan Penuh ke Tim

Pemerintah DKI Jakarta memutuskan akan mengambil alih pengelolaan air di Jakarta dari Palyja dan Aetra melalui langkah perdata. Ada tiga opsi dalam mekanisme perdata itu, yakni membeli saham perusahaan swasta, pemutusan kontrak, dan mengambil alih sebagian Water Treatment Plan (WTP) atau Instalasi Pengelolaan Air (IPA). Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum menilai opsi terakhir adalah opsi paling aman untuk dijalankan pemerintah.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menugaskan Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo untuk menyusun head of agreement (HoA) dengan dua operator air swasta itu dalam waktu satu bulan.

Advertising
Advertising

Menurut Haryo, dari pelbagai pilihan perdata untuk mengambil alih pengelolaan air bersih, ia mengusulkan agar kontrak kerja sama privatisasi air itu direnegosiasi. Menurut dia, melalui renegosiasi itu, PAM Jaya tidak perlu mengeluarkan biaya. “Kami akan bicarakan dengan mitra,” kata dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum DKI Jakarta saat jumpa pers mengenai penghentian swastanisasi air di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 11 Februari 2019. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Sementara itu, Anggota Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum Tatak Ujiyati menjelaskan semua langkah pengambilalihan air dari Palyja dan Aetra punya kelebihan dan kekurangan. Pelbagai opsi itu pengambilalihan itu juga tetap akan menimbulkan biaya.

Tatak mencontohkan jika pengambilalihan pengelolaan air dilakukan dengan cara pengakhiran kontrak kerja sama, dampak positifnya ialah PAM Jaya bisa segera mengelola air di Ibu Kota. Namun, perusahaan daerah itu harus siap terkena penalti. Dalam perjanjian privatisasi air dengan dua operator air itu diatur cara penghentian kontrak.

Pilihan lainnya, kata Tatak, ialah dengan membeli saham Palyja dan Aetra. Cara ini memiliki keuntungan, yakni seluruh pengelolaan air di Jakarta dari hulu sampai hilir akan berpindah ke PAM Jaya tanpa mengganggu layanan.

Baca: Penyebab Anies Stop Swastanisasi dalam Pengelolaan Air di Jakarta

Selain itu, potensi utang PAM Jaya pada Palyja saat akhir kontrak kerja sama pada 2023 yang nilainya mencapai Rp 6,7 triliun bisa hilang. “Negatifnya ialah harga saham operator air itu bisa sangat mahal,” kata Tatak.

Adapun langkah pengambilalihan sebagian fasilitas pengelolaan air, Tatak mengatakan memiliki dampak positif, yakni biaya yang murah. Pengambilalihan sebagian bisa dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Penyediaan Air Minum. Namun pengambilalihan pengelolaan air sebagian ini memiliki kekurangan, yakni tetap melibatkan swasta dalam pengelolaan air.

Tatak menyerahkan pada PAM Jaya untuk menegosiasikan pelbagai pilihan pengambilalihan pengelolaan air Jakarta itu pada Palyja dan Aetra. “Kami hanya dampingi PAM Jaya untuk mengkaji sejumlah opsi itu,” kata dia.

Berita terkait

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

14 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

5 hari lalu

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

Ahok-Anies santer disebut bakal disandingkan dalam Pilgub DKI. Namun, duet keduanya bakal melanggar UU Pilkada.

Baca Selengkapnya

Ahok-Anies Mustahil Bersama di Pilgub Jakarta 2024, Ini Aturannya

5 hari lalu

Ahok-Anies Mustahil Bersama di Pilgub Jakarta 2024, Ini Aturannya

Ini aturan yang menghambat duet Ahok-Anies di Pilgub Jakarta

Baca Selengkapnya

Respons Internal PDIP Soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilkada Jakarta 2024

6 hari lalu

Respons Internal PDIP Soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilkada Jakarta 2024

Politikus PDIP menyebut Ahok dan Anies berasal dari akar rumput yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Kenapa Tak Bisa Duet Anies Baswedan -Ahok di Pilkada Jakarta? KPU Sebutkan Bunyi Pasal Larangannya

7 hari lalu

Kenapa Tak Bisa Duet Anies Baswedan -Ahok di Pilkada Jakarta? KPU Sebutkan Bunyi Pasal Larangannya

Kadivi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya sebut duet Anies Baswedan-Ahok pada Pilkada Jakarta 2024 tak akan terwujud.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina: Anies dan Ahok Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada Jakarta

8 hari lalu

Rektor Paramadina: Anies dan Ahok Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada Jakarta

Dalam pemilihan presiden 2024, Anies tampil dengan citra nasionalis religius biasa. Sedangkan, Ahok selama ini dianggap sebagai seorang nasionalis.

Baca Selengkapnya

KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang

8 hari lalu

KPU DKI Pastikan Duet Anies-Ahok Tak Bisa Terwujud: Melanggar Undang-undang

KPU Provinsi DKI Jakarta memastikan duet Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta 2024 tidak akan terwujud.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertekad Tak Akan Tinggalkan Masyarakat Aceh dan Sumbar, Kenapa?

8 hari lalu

Prabowo Bertekad Tak Akan Tinggalkan Masyarakat Aceh dan Sumbar, Kenapa?

Prabowo bertekad untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia, termasuk masyarakat di Aceh dan Sumbar.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Kemungkinan Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta

10 hari lalu

Kata Pengamat soal Kemungkinan Duet Anies-Ahok di Pilgub Jakarta

Nama Anies dan Ahok belakangan ramai disandingkan untuk berduet dalam laga pilkada 27 November mendatang. Apakah memungkinkan terjadi?

Baca Selengkapnya

Wacana Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Menimbang Fase hingga Tanggapan Partai

10 hari lalu

Wacana Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Menimbang Fase hingga Tanggapan Partai

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai Anies dan Ahok sulit bersanding di Pilkada DKI Jakarta 2024

Baca Selengkapnya