Pencemaran Udara Jakarta, Jika di Bangkok Siswa Sudah Diliburkan

Jumat, 15 Februari 2019 06:00 WIB

Pekatnya polusi kendaraan bermotor hingga menyelimuti sejumlah Gedung-gedung perkantoran dan rumah penduduk yang menyebabkan pencemaran udara di Jakarta, Kamis, 19 Juli 2012. Tingginya tingkat pencemaran udara yang disebabkan meningkatnya jumlah populasi kendaraan bermotor yang menjadikan ancaman bagi warga Jakarta rentan terkena berbagai penyakit, seperti paru-paru, kanker, dan penyakit Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat pencemaran udara Jakarta terukur melampaui batas ambang wajar untuk partikel debu halus PM 2,5 pada Kamis 14 Februari 2019. Ini dianggap membahayakan karena partikel jenis ini karsinogenik atau bisa memicu kanker dalam tubuh manusia.

Baca berita sebelumnya:
Bahaya Kanker, Pencemaran Udara Jakarta Sudah Lampaui Batas Wajar

Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Ariyanu, mengatakan situasi yang sama juga ditemukan di Bangkok, Thailand, beberapa minggu lalu. Konsentrasi partikel PM 2,5 di kota itu sempat terukur hingga di atas 100 mikrogram per meter kubik.

Bedanya, menurut Bondan, saat sudah melampaui ambang batas wajar seperti itu pemerintahan di Bangkok langsung mengeluarkan imbauan kepada warganya untuk mengenakan masker. Pemerintah Kota Bangkok meliburkan sekolah-sekolah serta melarang anak-anak dan lansia keluar rumah.

"Selain itu, stasiun pantau polutan PM 2,5 juga sudah banyak tersebar dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat," katanya menuturkan ketika dihubungi, Kamis 14 Februari 2019.

Advertising
Advertising

Baca:
Tanggapan Kepala BMKG Soal Polusi Udara Jakarta Dinilai Keliru

Bondan membandingkannya dengan di Jakarta. Menurutnya, level PM 2,5 di atas 88 ug/m3 seringkali terjadi. Namun tidak ada respons dari pemerintahnya.

Seperti diketahui Parameter PM 2,5 di satu stasiun pantau di Jakarta Selatan pada Kamis 14 Februari 2019 menunjukkan angka di atas ambang batas wajar yakni 88 ug/m3 sejak pukul 00.00 WIB. Angkanya bahkan mencapai 102 ug/m3 pada pukul 05.00.

Baca:
Asian Games, Kepala Dinas DKI Akui Pencemaran Udara Jakarta Jeblok

Stasiun pantau itu milik Kedutaan Besar Amerika Serikat. Sedangkan, alat pantau udara milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan hanya memantau tingkat polutan jenis PM 10. "Kalau begitu bagaimana mau membuat peringatan dan mengatakan bahayanya pencemaran udara Jakarta bagi kesehatan masyarakat?" kata Bondan.

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

12 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

2 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

2 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

6 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

11 hari lalu

5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

Banyak pengalaman yang bisa didapat di Bangkok dalam satu kali perjalanan, asalkan tahu lima tips berikut ini.

Baca Selengkapnya

7 Tempat Terbaik Merayakan Festival Songkran di Thailand

16 hari lalu

7 Tempat Terbaik Merayakan Festival Songkran di Thailand

Dari hiruk pikuk kota metropolitan hingga keindahan alam yang memesona, Thailand memiliki segala yang Anda butuhkan untuk merayakan Festival Songkran.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

22 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

26 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Al-Quds Sedunia 2024, BARAQ Serukan 6 Poin Sikap Genosida Israel Terhadap Warga Gaza Palestina

27 hari lalu

Peringati Hari Al-Quds Sedunia 2024, BARAQ Serukan 6 Poin Sikap Genosida Israel Terhadap Warga Gaza Palestina

Peringatan Hari Internasional Al-Quds yang digelar setiap Jumat terakhir Ramadan, menjadi momentum BARAQ menyerukan sikap terhadap genosida Israel.

Baca Selengkapnya