Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tanggapan Kepala BMKG Soal Polusi Udara Jakarta Dinilai Keliru

Reporter

Editor

Suseno

image-gnews
Suasana langit di dekat Stadion Gelora Bung Karno yang penuh dengan polusi udara di Jakarta, 27 Juli 2018. Menjelang berlangsungnya Asian Games 2018, masih banyak pekerjaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membenahi Jakarta. Salah satunya masalah polusi udara. REUTERS/Beawiharta
Suasana langit di dekat Stadion Gelora Bung Karno yang penuh dengan polusi udara di Jakarta, 27 Juli 2018. Menjelang berlangsungnya Asian Games 2018, masih banyak pekerjaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membenahi Jakarta. Salah satunya masalah polusi udara. REUTERS/Beawiharta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan penilaian Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati terhadap tingkat polusi udara di Jakarta adalah keliru.  

Baca: Udara Jakarta Buruk Saat Asian Games? Ini Penjelasan BMKG

Dwikorita sebelumnya menyatakan, Indonesia – termasuk Jakarta sebagai ibu kota negara-- sering dituding sebagai negara yang paling tinggi emisif gas rumah kacanya. Padahal tudingan itu, menurut Dwikorita, tidak benar dan tidak beralasan. Sebab berdasarkan data real gas rumah kaca (GRK) udara Jakarta masih dalam batas toleransi.

Ahmad Safrudin menjelaskan, parameter untuk menilai pencemaran udara tidak diukur berdasarkan GRK. "Pencemaran udara itu dengan parameter PM (particulate matter), terutama PM10 dan PM2.5, CO (karbon monoksida), NO2 (nitrogen dioksida), SO2 (sulfur dioksida), O3 (ground ozone level), HC (hydro karbon), dan lain-lain," katanya, Ahad, 19 Agustus 2018.

Sedangkan GRK --seperti yang disampaikan Dwikorita— meliputi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen dioksida (NO2), sulfur heksafluorida (SF6), hidrofluorokarbon (HFC) dan perfluorokarbon (PFC).

Ahmad menjelaskan, pencemaran GRK untuk menilai penumpukkan GRK di lapisan stratosfer, sekitar 20 kilometer dari permukaan bumi. Penumpukan GRK ini penagruhnya adalah peningkatan suhu global. Atau dengan kata lain memicu terjadinya perubahan iklim. Sementara pencemaran udara, lebih mempengaruhi kesehatan masyarakat. "Terutama melalui sakit atau penyakit pernafasan," ujar Puput.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernyataan Dwikorita tentang buruknya kualitas udara di Jakarta itu sebagai tanggapan atas pemberitaan media Al Jazeera yang berjudul “Air pollution welcomes athletes in Jakarta for Asian Games“. Dalam berita yang diturunkan 17 Agustus 2018 itu dinyatakan bahwa tingkat polusi udara di Jakarta telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Tulisan Al Jazeera tersebut didasarkan atas hasil penelitaian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang pencemaran udara di sejumlah negara. Selain Al Jazeera, tulisan serupa juga diberitakan BBC Indonesia dan Reuters.

Baca: Sambut Asian Games, DKI Jakarta Geber Pembersihan Polusi Udara

Menurut Dwikorita, tuduhan polusi Jakarta terparah di dunia itu berbeda dengan apa yang dirilis The New York Times, pada Juni 2017 lalu. Saat itu, The New York Times menulis bahwa ranking 10 negara terburuk dalam hal polusi, adalah Cina, Amerika Serikat, India, Rusia, Jepang, Jerman, Iran, Arab Saudi, Korea Selatan dan Kanada.

Bahkan, menurut Dwikorita, berdasarkan penelitian terbaru WHO tentang kota-kota yang paling tercemar di dunia pun menunjukkan, dari 10 kota paling tercemar di dunia, sembilan di antaranya ada di India, dan satu di Cameroon. "Jakarta atau Indonesia sendiri tidak termasuk di dalam negara-negara yang dirilis WHO dari paparan polusi udara dan dampak kesehatan," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset Pemprov Jakarta: Truk dan Motor Sumber Utama Polusi Udara di Jakarta

1 jam lalu

Suasana Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Riset Pemprov Jakarta: Truk dan Motor Sumber Utama Polusi Udara di Jakarta

Hasil kajian ini penting untuk memberikan informasi mendasar untuk memahami sumber polusi di Jakarta.


Kun Wardana: Sulfur di BBM adalah Sumber Utama Polusi Jakarta

1 jam lalu

Deretan gedung bertingkat yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Kun Wardana: Sulfur di BBM adalah Sumber Utama Polusi Jakarta

Calon Wakil Gubernur Jakarta, Kun Wardana, mengatakan sulfur dalam BBM sebagi sumber utama polusi Jakarta.


BMKG Catat 4 Daerah di NTB Hadapi Kekeringan Level Awas, Ada Risiko Karhutla

2 jam lalu

Foto udara kawasan persawahan yang mengering di Lombok Timur, NTB, Rabu, 12 Juni 2024. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
BMKG Catat 4 Daerah di NTB Hadapi Kekeringan Level Awas, Ada Risiko Karhutla

Beberapa daerah di NTB sedang menghadapi risiko kekeringan ekstrem akibat musim kemarau 2024.


BMKG Prakirakan Mayoritas Kota Besar Dilanda Hujan Ringan hingga Lebat, Banjir Rob di Pesisir Jateng

11 jam lalu

Ilustrasi hujan. Pixabay
BMKG Prakirakan Mayoritas Kota Besar Dilanda Hujan Ringan hingga Lebat, Banjir Rob di Pesisir Jateng

Potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi.


Info Terkini Gempa di Laut Maluku M4,8 Guncang Sulawesi Utara, Tidak Berpotensi Tsunami

11 jam lalu

Gempa tektonik terjadi di wilayah Laut Maluku, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, pada hari Sabtu, 12 Oktober 2024, pukul 08.11.55 WIB. (BMKG)
Info Terkini Gempa di Laut Maluku M4,8 Guncang Sulawesi Utara, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Minahasa Tenggara dengan skala intensitas III MMI.


Jakarta Berpotensi Hujan Ringan pada Siang Hari, Kepulauan Seribu Berawan

13 jam lalu

Ilustrasi - Pejalan kaki menggunakan payung untuk berlindung dari hujan saat melintas di pedestrian MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 5 Desember 2023. (ANTARA FOTO/M RIEZKO BIMA ELKO PRASETYO)
Jakarta Berpotensi Hujan Ringan pada Siang Hari, Kepulauan Seribu Berawan

Pada pagi hari, seluruh Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu, berpotensi mengalami cuaca berawan.


Hujan Petir Diprakirakan Melanda Kota Besar dan Studi Menghapus Akun Facebook di Top 3 Tekno

14 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
Hujan Petir Diprakirakan Melanda Kota Besar dan Studi Menghapus Akun Facebook di Top 3 Tekno

Topik tentang BMKG melaporkan potensi hujan ringan disertai petir di sejumlah kota besar menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.


Prediksi Cuaca BMKG Hingga 20 Oktober: Separuh Jawa Barat Memiliki Curah Hujan Menengah

1 hari lalu

Ilustrasi hujan deras. Shutterstock
Prediksi Cuaca BMKG Hingga 20 Oktober: Separuh Jawa Barat Memiliki Curah Hujan Menengah

BMKG memprediksi mayoritas area di Jawa Barat diguyur hujan intensitas menengah. sekitar 50 - 150 milimeter, pada dasarian kedua Oktober 2024.


Gempa Sesar Garsela Bermagnitudo 2,8, BMKG: Dirasakan Warga Garut dan Bandung

1 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi. Shutterstock
Gempa Sesar Garsela Bermagnitudo 2,8, BMKG: Dirasakan Warga Garut dan Bandung

BMKG menyatakan, gempa tektonik bermagnitudo 2,8 menggoyang sebagian wilayah Garut dan Kabupaten Bandung, Jumat sore pukul 16.35 WIB.


Data Hujan Sepekan, BMKG: Sangat Lebat di Minangkabau, Bogor, dan Melawi

1 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Data Hujan Sepekan, BMKG: Sangat Lebat di Minangkabau, Bogor, dan Melawi

Bagaimana dengan sepekan ke depan, daerah mana saja berpotensi hujan lebat?