Penumpang Beda Pilihan Capres, Bantahan Sopir Grab: Demi Keamanan
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 28 Februari 2019 15:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi taksi online Grab Car, Anjar Mujiono, membenarkan pernah menurunkan penumpang sebelum sampai tujuan pada Sabtu sore, 23 Februari lalu. Namun, Anjar menegaskan tindakannya bukan atas alasan perbedaan pilihan capres. "Karena demi keselamatan penumpang," ujarnya saat dihubungi, Kamis 28 Februari 2019.
Baca berita sebelumnya:
Viral Usir Penumpang Beda Pilihan Capres, Sopir Grab: Itu Fitnah
Ia menuturkan kejadian itu bermula saat dirinya mendapat penumpang dari Plaza Festival, Jakarta Pusat, ke dua tujuan yakni Apartemen Maple Park, Kemayoran, dan Halte UNJ Rawamangun. Saat itu posisinya sedang parkir di Apartemen Rasuna Said. "Seperti biasa, langsung saya jemput," kata Anjar yang mengemudikan mobil jenis Dahatsu Ayla itu.
Menurut dia, saat itu keadaan jalan cukup padat. Ia pun mencari jalan yang lebih lancar lewat samping MMC Kuningan, tetapi tetap macet. Setelah menjemput penumpang sekitar pukul 16.50 WIB, Anjar langsung menanyakan rute jalan yang ingin ditempuh. Tapi penumpang itu, kata Anjar, menjawab, "Terserah masnya saja."
Akhirnya, Anjar membuka aplikasi penunjuk jalan dari telepon genggamnya. Saat itu, aplikasi menunjukan jalan melewati Epicentrum, Halimun, Cikini dan lewat Stasiun Gambir, untuk mengarah ke Apartemen Maple Park.
Berita sebelumnya:
Viral, Sopir Grab Usir Penumpang karena Beda Pilihan Capres
Di tengah perjalanan, kata dia, penumpang menghubungi anaknya. Anjar mendengar tentang jadwal pertandingan di kampus UNJ, Rawamangun, sementara titik keberangkatan dari Apartemen Maple Park. Dari sambungan telepon yang didengar Anjar, jadwal pertandingan Pukul 17.30 dan si penumpang mulai gelisah. "Sambil ngomel terus."
Penumpang itu lalu memaksanya untuk ngebut di jalanan yang cukup macet. Namun, Anjar tidak mengikuti permintaan itu karena khawatir kecelakaan. Karena penumpang terus memaksa, Anjar pun memutuskan menurunkannya di Halte Gambir, Jakarta Pusat. "Saya suruh turun dan order grab yang lain."
<!--more-->
Saat menurunkan penumpang itu pun, menurut Anjar, dirinya telah mencari lokasi yang aman dan banyak orang. "Saya bilang, kalau dilanjutkan berbahaya. Saya menurunkan murni dengan alasan keamanan."
Baca:
Viral Sopir Cium Penumpang Perempuan, Ini Tanggapan Grab
Anjar mengaku memahami telah melanggar kode etik Grab dengan keputusannya tersebut. Itu sebabnya dia mengaku langsung menghubungi manajemen Grab dan menceritakan telah menurunkan penumpang sebelum sampai tujuan. "Saya terpaksa untuk meminimalkan risiko yang lebih besar."
Dalam versi yang berbeda, si penumpang mengaku diusir dan diturunkan di tengah jalan karena diketahui sebagai pendukung calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Pilihan politik itu bisa disimpulkan dari kaos yang dikenakannya saat itu.
Eva, nama si penumpang, semula mempertanyakan kenapa sopir memperlambat laju kendaraan lalu mendesak sopir untuk lewat jalan agar bisa lebih cepat sampai tujuan. Namun Anjar disebutkannya berkukuh memilih rute lain yang lebih jauh.
Baca:
Dihujat Netizen, Grab Klarifikasi Mediasi Soal Sopir Cium Penumpang
"Kalau saya tahu Ibu orangnya 01 / dari tadi saya juga tidak jemput," jawab Anjar seperti testimoni yang dituliskannya dalam media sosial Twitter. Ketika Eva menyebut sikap sopir yang tak sopan itu, Anjar menjawab, "Silahkan ibu keluar. Keluar kata saya!"
Pengalaman itu kemudian berkembang viral dan langsung ditanggapi manajemen Grab yang menyebutkan telah menonaktifkan mitra pengemudi tersebut pada Senin 25 Februari. Tak hanya itu, Grab juga mengaku telah melakukan pelatihan ulang agar kejadian serupa tak lagi terulang di masa mendatang.
Baca:
Viral Sopir Cium Penumpang Perempuan, Ini Tanggapan Grab
Tentang versi penumpang dan keputusan Grab itu, Anjar bersikukuh pada bantahannya. "Itu fitnah. Jangan sampai hoax ini tersebar," katanya.