Penumpang Beda Pilihan Capres, Bantahan Sopir Grab: Demi Keamanan

Reporter

Imam Hamdi

Kamis, 28 Februari 2019 15:22 WIB

Pengemudi layanan taksi online, GrabTaxi's berfoto dengan tujuh supercar yang akan bertugas di kota Singapura, 15 September 2015. Supercar ini terdiri dari Porsche, Maserati, Aston Martin dan sejumlah mobil McLaren. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi taksi online Grab Car, Anjar Mujiono, membenarkan pernah menurunkan penumpang sebelum sampai tujuan pada Sabtu sore, 23 Februari lalu. Namun, Anjar menegaskan tindakannya bukan atas alasan perbedaan pilihan capres. "Karena demi keselamatan penumpang," ujarnya saat dihubungi, Kamis 28 Februari 2019.

Baca berita sebelumnya:
Viral Usir Penumpang Beda Pilihan Capres, Sopir Grab: Itu Fitnah

Ia menuturkan kejadian itu bermula saat dirinya mendapat penumpang dari Plaza Festival, Jakarta Pusat, ke dua tujuan yakni Apartemen Maple Park, Kemayoran, dan Halte UNJ Rawamangun. Saat itu posisinya sedang parkir di Apartemen Rasuna Said. "Seperti biasa, langsung saya jemput," kata Anjar yang mengemudikan mobil jenis Dahatsu Ayla itu.

Menurut dia, saat itu keadaan jalan cukup padat. Ia pun mencari jalan yang lebih lancar lewat samping MMC Kuningan, tetapi tetap macet. Setelah menjemput penumpang sekitar pukul 16.50 WIB, Anjar langsung menanyakan rute jalan yang ingin ditempuh. Tapi penumpang itu, kata Anjar, menjawab, "Terserah masnya saja."

Sejumlah driver taksi online individu se-Jabodetabek menyampaikan aspirasi di depan gedung Lippo Kuningan, Jakarta, 10 September 2018. Aksi tersebut menuntut aplikator Grab menghentikan eksploitasi terhadap pengemudi online. Tempo/Fakhri Hermansyah

Advertising
Advertising

Akhirnya, Anjar membuka aplikasi penunjuk jalan dari telepon genggamnya. Saat itu, aplikasi menunjukan jalan melewati Epicentrum, Halimun, Cikini dan lewat Stasiun Gambir, untuk mengarah ke Apartemen Maple Park.

Berita sebelumnya:
Viral, Sopir Grab Usir Penumpang karena Beda Pilihan Capres

Di tengah perjalanan, kata dia, penumpang menghubungi anaknya. Anjar mendengar tentang jadwal pertandingan di kampus UNJ, Rawamangun, sementara titik keberangkatan dari Apartemen Maple Park. Dari sambungan telepon yang didengar Anjar, jadwal pertandingan Pukul 17.30 dan si penumpang mulai gelisah. "Sambil ngomel terus."

Penumpang itu lalu memaksanya untuk ngebut di jalanan yang cukup macet. Namun, Anjar tidak mengikuti permintaan itu karena khawatir kecelakaan. Karena penumpang terus memaksa, Anjar pun memutuskan menurunkannya di Halte Gambir, Jakarta Pusat. "Saya suruh turun dan order grab yang lain."

<!--more-->

Saat menurunkan penumpang itu pun, menurut Anjar, dirinya telah mencari lokasi yang aman dan banyak orang. "Saya bilang, kalau dilanjutkan berbahaya. Saya menurunkan murni dengan alasan keamanan."

Baca:
Viral Sopir Cium Penumpang Perempuan, Ini Tanggapan Grab

Anjar mengaku memahami telah melanggar kode etik Grab dengan keputusannya tersebut. Itu sebabnya dia mengaku langsung menghubungi manajemen Grab dan menceritakan telah menurunkan penumpang sebelum sampai tujuan. "Saya terpaksa untuk meminimalkan risiko yang lebih besar."

Dalam versi yang berbeda, si penumpang mengaku diusir dan diturunkan di tengah jalan karena diketahui sebagai pendukung calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Pilihan politik itu bisa disimpulkan dari kaos yang dikenakannya saat itu.

Postingan pengaduan pengguna taksi online Grab Car mendadak viral di media social, Senin 25 Februari 2019.

Eva, nama si penumpang, semula mempertanyakan kenapa sopir memperlambat laju kendaraan lalu mendesak sopir untuk lewat jalan agar bisa lebih cepat sampai tujuan. Namun Anjar disebutkannya berkukuh memilih rute lain yang lebih jauh.

Baca:
Dihujat Netizen, Grab Klarifikasi Mediasi Soal Sopir Cium Penumpang

"Kalau saya tahu Ibu orangnya 01 / dari tadi saya juga tidak jemput," jawab Anjar seperti testimoni yang dituliskannya dalam media sosial Twitter. Ketika Eva menyebut sikap sopir yang tak sopan itu, Anjar menjawab, "Silahkan ibu keluar. Keluar kata saya!"

Pengalaman itu kemudian berkembang viral dan langsung ditanggapi manajemen Grab yang menyebutkan telah menonaktifkan mitra pengemudi tersebut pada Senin 25 Februari. Tak hanya itu, Grab juga mengaku telah melakukan pelatihan ulang agar kejadian serupa tak lagi terulang di masa mendatang.

Baca:
Viral Sopir Cium Penumpang Perempuan, Ini Tanggapan Grab

Tentang versi penumpang dan keputusan Grab itu, Anjar bersikukuh pada bantahannya. "Itu fitnah. Jangan sampai hoax ini tersebar," katanya.

Berita terkait

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

10 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

12 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

12 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

13 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

13 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

20 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

21 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

21 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

1 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya