Geng Motor Belanja 'Cabe-cabean' Usai Membunuh, Kapolres Menangis

Jumat, 15 Maret 2019 11:47 WIB

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi (dua dari kiri) memegang salah satu senjata yang digunakan oleh anggota geng motor saat konferensi pers di kantornya, Selasa, 19 Februari 2019. Tempo/M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi mengungkapkan fakta miris tentang perilaku anggota geng motor yang tak menyesal membunuh korbannya.

Baca: Geng Motor Bunuh Pejalan Kaki di Daan Mogot, Begini Peristiwanya

Hengki mengatakan, para pelaku yang rata-rata masih di bawah umur itu bahkan mencari 'cabe-cabean', istilah untuk gadis yang berprofesi sebagai pekerja seks.

"Setelah merampok dan membunuh orang, tidak menyesal sama sekali. Yang terjadi justru mencari wanita, anak-anak kecil. Tawar-tawaran, lu harganya berapa? Lu berapa?," kata Hengki di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kamis, 14 Maret 2019.

Temuan polisi tentang perilaku miris kawanan geng motor di Jakarta ini dipaparkan dalam Silaturahmi Forum Koordinasi Pimpinan Kota di Kantor Wali Kota Jakarta Barat. Acara yang mengundang kepala sekolah se-Jakarta Barat itu dilakukan untuk sosialisasi kejahatan jalanan dan narkoba. Juga hadir di sana Wali Kota Jakarta Barat Rustam Efendi serta Dandim Jakarta Barat Letnan Kolonel Jatmiko Adhi.

"Ini fakta, saya pun menangis," ujar Hengki.

Hengki menjelaskan, fakta tentang tidak adanya penyesalan anggota geng motor setelah membunuh dan 'belanja cabe-cabean' didapat ketika polisi memeriksa akun media sosial milik mereka.

Di hadapan peserta acara Silaturahmi, Hengki juga memutarkan video tawuran geng motor yang sempat diunggah secara live di akun instagram oleh pelaku. Dalam video itu terlihat, kedua kelompok saling lempar. Beberapa di antaranya peserta tawuran membawa senjata tajam seperti celurit.

"Dia live di medsos untuk menunjukkan aktualisasi diri, menunjukkan eksistensi," kata Hengki.

Advertising
Advertising

Februari lalu, Polres Metro Jakarta Barat mencatat ada 25 kelompok geng motor di wilayahnya. Delapan di antaranya ditangkap.

Geng motor yang sudah ditangkap di antaranya basmol (barisan manusia oleng), swiss (sekitar wilayah slipi), garjok (garden pojok) dan israel (istana sekitar rel).

Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh geng motor terjadi di Jalan Tanah Sereal Raya, Tambora, Jakarta Barat pada 20 Januari 2019. Peristiwa itu menewaskan Adam Ilham. Kasus pembunuhan juga terjadi di Tanjung Duren, Jakarta Barat 5 Februari 2019 dengan korban Ahmad Al Fandri.

Baca: Pengakuan Geng Motor: Tak Ada Lawan, yang Ada di Tempat Disikat

Hengki mengatakan, anggota geng motor sanggup menganiaya korban hingga tewas karena pengaruh dari obat-obatan. Hampir seluruh pelaku, ujar Hengki, memakai narkoba dan obat daftar G seperti tramadol. "Sehingga hilang rasa takutnya, empatinya, dan memiliki semangat berlebihan, dan akhirnya menimbulkan korban," kata dia pada 19 Februari 2019.

Berita terkait

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

5 jam lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

5 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

6 jam lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

8 jam lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

8 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

9 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

10 jam lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

10 jam lalu

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

Pelaku pembunuhan perempuan di Bandung yang mayatnya dimasukkan dalam koper membeli koper usai menghabisi nyawa korban.

Baca Selengkapnya

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

1 hari lalu

Altaf Pembunuh Mahasiswa UI Divonis Penjara Seumur Hidup, Jaksa Ajukan Banding

JPU akan banding setelah majelis hakim menjatuhkan vonis seumur hidup terhadap Altaf terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

1 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya