Sidang Ratna Sarumpaet, Dahnil Anzar Cerita soal Reaksi Prabowo

Kamis, 11 April 2019 10:56 WIB

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan calon presiden nomor urut 02, Dahnil Anzar sebelum menjadi saksi dalam persidangan Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 11 April 2019. TEMPO/Taufiq Siddiq

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkap reaksi calon presiden Prabowo Subianto saat mengetahui adanya informasi penganiayaan Ratna Sarumpaet. Prabowo, kata dia, langsung menyampaikan ingin menjenguk Ratna Sarumpaet.

"Saat tahu informasi penganiayaan Ratna Sarumpaet, Pak Prabowo ingin menjenguk," kata Dahnil saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan Ratna Sarampaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 11 April 2019.

Baca: Sidang Ratna Sarumpaet, JPU Akan Hadirkan Tompi hingga Dahnil

Saat itu, kata Dahnil, ada juga pesan kepada Prabowo Subianto bahwa Ratna Sarumpaet ingin bertemu. Ia menyebutkan kejadian tersebut terjadi pada 2 Oktober 2018 saat ada pertemuan BPN bersama Prabowo di rumah Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada malam itu juga, Dahnil dan Prabowo mendapatkan informasi adanya penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.

Menurut Dahnil, semua orang yang hadir saat itu, termasuk Prabowo, kaget dengan berita penganiayaan Ratna Sarumpaet. Beberapa orang, kata dia, dalam pertemuan tersebut memperlihatkan foto wajah Ratna Sarumpaet yang penuh luka lebam.

Advertising
Advertising

Dahnil sendiri mengaku kaget saat mendapat berita itu. Apalagi mengingat Ratna Sarumpaet merupakan penggiat HAM yang aktif dalam memperjuangkan hak rakyat kecil. "Kami, Pak Prabowo kaget dengan berita penganiayaan karena beliau merupakan penggiat HAM," ujarnya.

Baca: Soal Foto Wajah Lebam, Ratna Sarumpaet Bantah Kesaksian Ruben

Keesokan harinya, Prabowo bertemu dengan Ratna Sarumpaet di Rumah Polo di Hambalang. Dahnil mengaku tidak mengetahui isi pertemuan tersebut karena tidak menghadiri. "Besoknya Pak Prabowo bertemu dengan ibu Ratna Sarumpaet di rumah Polo," ujarnya.

Namun belakangan, Ratna Sarumpaet mengaku luka lebam di wajahnya bukan karena penganiayaan namun akibat operasi wajah. Saat memberi pengakuan itu, Ratna tidak menyangka cerita bohong tersebut terus berkembang saat anak-anaknya ingin lebih mengetahui peristiwa pemukulan seperti yang disampaikan Ratna. Menurut dia, cerita lain muncul untuk menutupi kebohongan tersebut.

Ratna tidak mengira jika cerita bohong tersebut meluas hingga ke luar dari keluarga, sepeti rekanan di politikus, termasuk di rekan-rekannya di BPN Prabowo-Sandi.

Dalam perkara ini, Ratna Sarumpaet didakwa dengan dua pasal, yaitu pasal 14 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang mengedarkan kabar bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat. Dan pasal 28 ayat 2 juncto 45A ayat 2 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik tentang menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan.

Berita terkait

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

29 menit lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

48 menit lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

10 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

11 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

11 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

12 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

15 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

16 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

16 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

18 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya