Penjelasan Imigrasi Warga Palestina Terlunta-lunta di Bandara

Rabu, 1 Mei 2019 17:10 WIB

Hamza Mohamed Ahmad Abu al-Qumssan, 35 tahun, warga negara Palestina, terkatung-katung di Bandara Soekarno-Hatta. Dokumen pribadi

TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Bidang Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Tessa Harumdila, mengatakan Hamza Mohamed Ahmad Abu al-Qumssan, 35 tahun, warga negara Palestina yang terkatung-katung di Bandara Soekarno-Hatta saat ini masih dalam penangangan Imigrasi.

Baca juga: Kisah Hamza, Warga Palestina Terkatung-katung di Bandara Soetta

"Yang bersangkutan aman bersama kami, kami berikan tempat dan makan yang layak," ujar Tessa saat dihubungi Tempo, Rabu 1 Mei 2019. Masalah ini, kata Tessa, juga sudah dilaporkan ke Dirjen Keimigrasian dan tinggal menunggu tindaklanjut.

Menurut Tessa, Hamzah sudah berada di rumah detensi Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta hampir satu pekan ini. "Selama berada di detensi, kami layani dengan baik," katanya.

Hanya saja, kata Tessa, pihaknya belum bisa berbuat banyak untuk membantu Hamzah karena masalah ini menyangkut banyak pihak.

Hamzah terkatung katung di Bandara Soekarno-Hatta setelah Indonesia, Malaysia dan Yordania menolak menerimanya.

Kepada Tempo, Senin, 29 April 2019, Hamza menceritakan dia terbang ke Indonesia dengan tujuan untuk memulai hidup baru dan lebih baik. Dia tiba di Jakarta pada 18 Januari 2019 dan mendapatkan visa on arrival di Bandara Soekarno Hatta. Visa tersebut berlaku selama 30 hari.

"Selama di Indonesia, saya berjalan-jalan ke Jakarta, Bogor, Bandung, Sukabumi dan Puncak. Saya pun tak bermaksud menikahi perempuan Indonesia demi bisa tinggal di sini. Saya ingin memulai hidup baru di Jakarta dan ini bukan hal yang salah kan?," kata Hamza.

Melalui Indonesia, Hamza melakukan penerbangan ke Kuala Lumpur, Malaysia sebanyak dua kali. Penerbangan itu di lakukan pada Februari dan 20 Maret 2019 karena dia ingin melanjutkan kuliah S2 di sana. Dua kali penerbangan ke Malaysia itu semuanya berjalan mulus.

Masalah mulai muncul, ketika pada 20 April 2019 dia melakukan perjalanan ketiga kali ke Kuala Lumpur, Malaysia, melalui Jakarta. Setiba di Malaysia, dia secara mengejutkan ditolak masuk.

"Di Kuala Lumpur itu saya mengalami interograsi. Mereka mencek tiket penerbangan saya, jumlah uang dan tempat tinggal saya. Mereka pun mulai integrosasi kenapa saya bolak-balik Jakarta – Kuala Lumpur. Mereka lalu memutuskan saya ini pengungsi, padahal saya tidak meminta suaka. Mereka juga pada akhrinya tak mengizinkan saya masuk Malaysia," kata Hamza.

Setelah Malaysia menolaknya, Hamza diterbangkan ke Indonesia. Yang mengejutkan, imigrasi Indonesia ikut menolaknya dengan alasan Malaysia telah menolaknya masuk, maka Indonesia pun melakukan hal serupa.

Baca juga: Kata Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Tolak 182 Warga Negara Asing

Advertising
Advertising

Pada 24 April 2019, Hamza diterbangkan ke Amman, Yordania karena di negara itulah dia sebelumnya kuliah. Namun di sana, dia tak diterima pemerintah Yordania dan pada 27 April 2019 dia diterbangkan ke Indonesia. Sejak saat itu sampai Senin, 29 April 2019, warga Palestina itu terkatung-katung di Bandara Soekarno-Hatta.

Berita terkait

8 Sekolah Kedinasan 2024 yang Beri Lulusannya Uang Pensiun

6 jam lalu

8 Sekolah Kedinasan 2024 yang Beri Lulusannya Uang Pensiun

Berikut ini daftar sekolah kedinasan 2024 yang lulusannya bisa menjadi CPNS dan diberikan uang pensiun. Ada dari Kemenkeu hingga BMKG.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

6 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

12 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

12 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

16 jam lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

18 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

1 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

1 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

1 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

1 hari lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya