Prabowo Kalah Tipis, Saksi Tolak Teken Rekap Hasil Pilpres di DKI

Reporter

Imam Hamdi

Jumat, 17 Mei 2019 23:04 WIB

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berorasi dalam kampanye akbar di Stadion Utama GBK, Jakarta, Ahad, 7 April 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta – Saksi pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menolak menandatangani hasil rapat pleno rekapitulasi suara pemilihan presiden di tingkat Provinsi DKI Jakarta, pada Jumat malam, 17 Mei 2019. Kecurigaan atas data Daftar Pemilih Tambahan dan Khusus digunakan sebagai dalih.

Baca:
Pleno KPU DKI, Prabowo Kalah Tipis dari Jokowi di Jakarta

Penolakan penandatanganan tersebut disampaikan setelah Ketua KPU DKI Betty Epsilon Idrros memberi kesempatan untuk menanggapi hasil pleno kepada para saksi. “Saksi dari 02 apakah benar tidak mau tanda tangan? Kalau tidak bersedia, kami akan memberi catatan,” kata Betty di lokasi rapat pleno di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.

Saksi yang dimaksud, Ahmad Fauzi, berkukuh untuk tidak menandatangani Formulir DC (formulir hasil rapat pleno). Dia menyatakan agak keberatan karena melihat kurang sinkron antara data DPTb dan DPK. "Kami minta form keberatan saja,” kata Fauzi.

Fauzi menuturkan, meragukan partisipasi pemilih di DPTb dan DPK. Sebabnya, jumlah data DPK yang mencapai 225.556 orang, saat pemilu partisipasinya mencapai 221.532 orang. Selisih hanya sekitar 4 ribu dipertanyakan. "Kami melihat apakah mungkin hanya 4 ribu ini tidak mengikuti partisipasi pemilihnya? Kita mau alasan begitu saja.”

Advertising
Advertising

Baca:
Pleno Rekapitulasi Suara DKI, Prabowo Unggul di Jaktim

Sekretaris DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Syarif, menambahkan untuk data DPK. Data pemilih khusus yang mencapai 225 ribu orang dan hanya bisa mencoblos pada pukul 12.00-13.00 juga dipertanyakan karena tingkat partisipasinya mencapai 98 persen. “Ini yang kami kritisi,” kata dia.

Menurut Syarif, lazimnya tingkat partisipasi pemilih adalah 70-80 persen. Bahkan, partisipasi tertinggi di dunia pun hanya 78 persen. “Ini mendekati 98 persen. Itu yang kami curigai dan membuat kami menolak.”

Ketua KPU DKI Betty menyatakan penolakan saksi 02 meneken formulir rekapitulasi tingkat provinsi tidak mengubah hasil perolehan suara yang telah diputuskan. Dia mengutip Peraturan KPU. “Berdasarkan regulasi di KPU saksi yang menolak menandatangani tidak berpengaruh terhadap perhitungan ke tingkat selanjutnya di KPU DKI,” ujarnya.

Baca:
Alasan KPU Jaktim Molor Rampungkan Pleno Rekapitulasi Suara

Hasil pleno KPU DKI menetapkan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf unggul 213.410 suara dari Prabowo-Sandi dengan total pemilih 6.345.684 orang. Jokowi-Maruf memperoleh 3.279.547 suara berkat kemenangan di empat wilayah, yakni Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Kepulauan seribu. Hanya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang dimenangkan Prabowo-Sandi.

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

10 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

10 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

10 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

14 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

14 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

15 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

17 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

18 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

18 jam lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya